Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hebohnya Indonesia Saat Es Batu Pertama Tiba pada 1846...

Kompas.com - 18/05/2018, 13:45 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary,
Luthfia Ayu Azanella

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Minuman segar dengan campuran es menjadi pilihan menu favorit berbuka pada bulan Ramadhan.

Tahukah kamu, bagaimana sejarah es batu di Indonesia? Ternyata, ada sejumlah kisah menarik di baliknya. 

Pada 1800-an, minuman dingin masih merupakan sajian mewah yang hanya dinikmati segolongan kecil keluarga Belanda yang bertempat tinggal di kawasan Meester (sekarang Jatinegara, Jakarta Timur) atau Weltevreden (sekarang Sawah Besar, Jakarta Pusat).

Saat itu, es batu digunakan untuk pelengkap minum bir. 

Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 19 Juni 1972, terjadi kehebohan saat es pertama kali masuk ke Indonesia pada 1846.

Baca juga: Sejarah Es Teh, Minuman Favorit Buka Puasa

Pada 18 November 1846, surat kabar Kavasche Courant memberitakan bahwa sehari sebelumnya, 17 November 1846, sebuah kapal besar dari Boston, Amerika Serikat, telah menambatkan jangkarnya.

Kapal itu memuat es yang dipesan oleh Roselie en Co. 

Es itu akan dibongkar keesokan harinya. Kabar soal es ini menyebar hingga ke Benteng Batavia setelah adanya pemberitaan soal itu.

Kabar ini membuat sibuk pihak Bea Cukai karena belum mempersiapkan aturan mengenai impor es batu.

Baca juga: Ke Malang Tidak Lengkap jika Belum ke Es Taloen

Kala itu, semua orang memperbincangkan es batu, yang disebut sebagai "batu-batu putih sejernih kristal, yang kalau dipegang bisa membuat tangan kaku".

Beberapa hari kemudian, muncul iklan Roselie en Co yang menjual es tersebut dengan harga 10 sen setiap 500 gram.

Membungkus es batu dengan selimut wol

Kehebohan soal es batu tak berhenti sampai di situ. 

Surat kabar Javasche Courant menayangkan artikel mengenai cara penyimpanan es batu yaitu dibungkus dengan selimut wol.

Es dianggap barang impor berharga dari Amerika sehingga penyimpanannya harus diperhatikan agar tak cepat mencair.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com