Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hebohnya Indonesia Saat Es Batu Pertama Tiba pada 1846...

Kompas.com - 18/05/2018, 13:45 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary,
Luthfia Ayu Azanella

Tim Redaksi

Kompas TVDi Islamic Center Immim Makassar, ada banyak pedagang menu buka puasa yang menyajikan beragam jenis makanan.

Kedatangan es saat itu juga dianggap sebagai peluang bagi para pelaku bisnis. Sejumlah restoran mulai menyediakan sajian minuman air es.

Baca juga: Ini Bedanya Es Krim, Gelato, Sorbet, dan Soft Ice Cream

Selain itu, sebuah perusahaan, Djakarta Firms Voute en Gherin, juga memanfaatkan "histeria" masyarakat terhadap es batu dengan menjual selimut wol yang bisa dipergunakan untuk menyimpan es.

Kisah lainnya, saat seorang pengusaha, David Gilet, menyatakan sanggup menyediakan air es untuk berbagai pesta dengan biaya 15 gulden.

Dan, untuk pertama kalinya, air es juga disajikan saat malam Natal pada 1846 di Hotel Des Indes (berubah nama menjadi Hotel Duta Indonesia, dan akhirnya dihancurkan kini menjadi Duta Merlin, Jakarta Pusat).

Obat sariawan

Dalam perkembangannya, es batu diketahui bisa menjadi obat sariawan. 

Pemerintah Hindia Belanda saat itu bahkan memberikan bonus sebesar 6.000 gulden untuk mereka yang sanggup mengirimkan es batu ke rumah sakit di Batavia. 

Es ini akan digunakan untuk mengobati tentara Belanda yang terkena sariawan.

Sementara, untuk di Semarang dan Surabaya, Pemerintah Hindia Belanda menyediakan bonus sebear 7.300 gulden.

Baca juga: Cerita Penjual Es Kepal Milo yang Berdiri 8 Jam Melayani Pembeli

Impor es dari Amerika ini berlangsung hingga 1870 karena saat itu sudah berdiri pabrik es di Batavia. 

Pabrik ini berdiri setelah prosedur pembuatan amoniak ditemukan di Eropa. Teknologi ini diimpor pada 1880. 

Kehadiran teknologi ini turut mengubah cara penyimpanan bahan makanan cadangan yang ketika itu belum menggunakan pendingin sejenis ini.

Pabrik es batu bermunculan

Satu dekade kemudian, pabrik es batu mulai berdiri di berbagai daerah. Di Batavia, misalnya, pabrik es berdiri di Molenvliet (Jalan Gadjah Mada dan Jalan Hayam Wuruk) dan kawasan Petojo.

Kebiasaan minum dingin pun semakin menyebar luas.

Pada 1895, seorang pengusaha Tionghoa yang lahir di Semarang, Kwa Wan Hong, mendirikan pabrik es batu di Semarang.

Selanjutnya, pabrik juga berdiri di Tegal, Pekalongan, Surabaya, dan Batavia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com