KOMPAS.com - Salah satu kebiasaan orang Indonesia ketika buka puasa adalah menyantap gorengan, mulai dari bakwan, risol, tempe goreng, tahu goreng, dan lainnya.
Gorengan menjadi menu wajib orang Indonesia saat buka puasa. Jika tidak ada gorengan di menu buka puasa, rasanya agak aneh.
Namun, di balik kelezatannya, tersimpan dampak buruk bagi kesehatan jika kita sering buka puasa dengan gorengan.
Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan membuat gorengan sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa.
Bayangkan saja, ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan. Tentunya, saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut.
Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk memproses zat gizi lain.
Karena gorengan lebih lama dicerna, perut tidak cepat merasa kenyang. Akibatnya, kita akan menambah makan gorengan lagi dan lagi dan menyebabkan terlalu banyak makan.
Kadang mungkin kita tidak sadar sudah memakan gorengan berapa potong. Setelah berhenti makan gorengan, baru merasa perut sudah penuh dan kenyang.
Baca juga: Dari Gorengan hingga Teh Manis, Indonesia Dikepung Penyebab Diabetes
Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.