Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2018, 09:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gusi berdarah menjadi salah satu masalah gigi dan mulut yang dialami setiap orang. Sejumlah kondisi menjadi penyebab gusi berdarah, di antaranya terlalu kasar saat menyikat gigi, tumpukan plak, infeksi, dan lainnya.

Situasi tersebut kadang amat mengganggu, sehingga menyebabkan orang malas menyikat gigi.

Namun, ternyata hal itu justru tidak dianjurkan. Dokter spesialis Ortodonti sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Nada Ismah menjelaskan, saat gusi berdarah kita justru tak boleh melewatkan sikat gigi.

Apa alasannya?

"Yang salah adalah kalau gusi berdarah kemudian tidak mau disikat karena berdarah," kata Nada beberapa waktu lalu di Jakarta.

Kondisi gusi yang berdarah menurutnya bisa menjadi salah satu tanda terjadinya peradangan gusi akibat bakteri. Plak yang menempel pada gigi justru harus dibersihkan dengan sikat gigi. Penggunaan siwak atau pasta gigi mengandung siwak menurutnya sangat dianjurkan.

Sebab, salah satu manfaat siwak adalah memiliki antiinflamasi.

"Jadi kalau berdarah bukan tidak disikat, justru disikat," tuturnya.

Baca juga: 5 Tips Menyimpan Sikat Gigi agar Tak Jadi Sarang Kuman

Ilustrasi menggosok gigiCentralITAlliance Ilustrasi menggosok gigi
Plak yang berada di leher-leher gigi kerap tak terlihat dan terlewat saat kita menyikat gigi. Kondisi tersebut akan menimbulkan penumpukan plak. Sedangkan plak yang dibiarkan lama akan memunculkan karang gigi.

Karang gigi tak bisa dibersihkan dengan sikat gigi biasa, melainkan harus melalui tindakan scalling oleh dokter gigi.

Dengan menghindari kondisi tersebut, maka kita juga bisa menghindari terjadinya peradangan gigi.

"Jika peradangan dihindarkan, kita juga bis menghindari kehilangan gigi," ucap Nada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com