KOMPAS.com - Sebagian orang ada yang langsung terlelap saat menyentuh bantal di kasur, namun banyak juga yang sebaliknya. Mereka yang sering terjaga hingga larut malam pasti merasakan bagaimana sulitnya tidur.
Jika dibiarkan terus-menerus, hal itu justru merusak ritme sirkadian, yang dalam jangka panjang meningkatkan risiko berat badan naik, diabetes, hingga depresi.
“Tidur yang tak cukup dan berkualitas akan memengaruhi setiap sistem organ,” kata pakar tidur dan penulis The Sleep Solution: Why Your Sleep Is Broken and How To Fix It, Winter.
Dia melanjutkan, tidur yang tak berkualitas membuat nafsu makan meningkat dan lebih memilih asupan rendah nutrisi, yang akhirnya memengaruhi pencernaan, berisiko hipertensi, diabetes dan turunnya kekebalan tubuh.
Ada beberapa cara sederhana yang bisa dicoba untuk mempercepat tidur lelap.
Susu mengandung protein α-lactalbumin. "Protein ini mengandung asam amino triptofan yang memproduksi melatonin, hormon yang membantu kita cepat tidur,” ungkap Winter.
Studi menunjukkan makanan tinggi triptofan, termasuk putih telur dan labu, membantu cepat tidur. Selain itu, kalsium susu juga memiliki manfaat penyerapan triptofan ke otak.
Penggunaan alat pelacak tidur di negara seperti Amerika Serikat meningkat pesat.
Tercatat 10 persen penduduk AS menggunakan alat pelacak tidur yang membantu mengetahui secara tepat jam-jam tidur mereka.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine, mereka yang menggunakan alat pelacak tidur memiliki perasaan tertekan untuk mencapai waktu tidur yang cukup, dan hal ini justru meningkatkan kecemasan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.