Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2018, 12:50 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda gunung bertenaga listrik? Ini barangkali terdengar aneh. Tapi kenyataannya, banyak orang yang ingin menikmati jalur off road pegunungan dengan sepeda, namun tak kuat mengayuh di tanjakan dan tak kuasa menggowes di jalur berbatu.

Karenanya sepeda gunung dengan bantuan tenaga listrik bisa menjadi solusi untuk melibas medan yang tadinya "mengerikan" bagi dengkul kita.

Salah satu yang mengeluarkan sepeda jenis ini adalah Polygon. Setelah sebelumnya mengeluarkan seri Pedelec (pedal electric bicycle) bernama Path-E, produsen sepeda tanah air itu mengeluarkan seri mountainbike-nya, yakni Entiat-E.

Pedelec memiliki fungsi yang sama seperti sepeda kayuh konvensional pada umumnya - yang membedakan adalah sepeda bergerak dari hasil perpaduan tenaga pedaling yang dilakukan oleh pesepeda dan energi listrik yang dihasilkan oleh baterai pendukung pada sepeda.

"Sistem ini dihadirkan untuk menghemat tenaga rider sehingga rider bisa menjelajah lebih jauh dan lebih cepat," kata Devina Susilo, Head of Global Marketing Communications Polygon Bikes.

Menurut Devina, seri sepeda gunung pedelec ini dikeluarkan untuk menjawab permintaan produk dalam versi MTB, setelah April 2018 lalu Polygon meluncurkan Pedelec pertamanya, Path-E yang merupakan sepeda komuter untuk jalan raya.

Baca juga: Bersepeda Lebih Jauh dan Lebih Cepat dengan Mudah

Polygon Entiat-Epolygon Polygon Entiat-E
Dengan bantuan teknologi sistem power assist pada sepeda, pedelec dapat mengakomodasi pesepeda dari beragam usia dan kekuatan, sehingga saat bersepeda bersama mereka tidak ketinggalan.

Secara teknis Entiat-e bergerak dari hasil perpaduan tenaga pedaling yang dilakukan oleh pesepeda didukung dengan motor listrik yang dihasilkan oleh baterai.

Sepeda jenis hardtail ini dilengkapi berbagai mode jelajah untuk menyesuaikan medan. Pengguna misalnya bisa menggunakan mode Eco untuk jalanan datar, trail untuk medan yang lebih berat, dan boost untuk tanjakan.

Mode yang bisa diatur dan dimonitor lewat layar kecil ini akan menentukan seberapa besar tenaga listrik yang disalurkan ke pedal untuk membantu mengayuh.

Sistem motor pada pedelec ini tidak menimbulkan suara bising saat dikayuh, dan memiliki kecepatan maksimum 25 km/jam - hampir sama dengan kecepatan rata-rata mobil di kota besar.

Yang lebih penting, ia menggunakan baterai yang water resistant sehingga aman digunakan dalam kondisi hujan atau melewati genangan air.

"Dengan Entiat - E menjelajah medan terjal, tanjakan yang berat, jarak bersepeda yang jauh dapat dilibas dengan mudah dan cepat," ujar Devina.

Sepeda yang tersedia bulan mei 2018 ini dipasarkan dengan harga Rp 50 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com