Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Antidepresan Penyebab Naiknya Berat Badan

Kompas.com - 27/05/2018, 20:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Ahli kesehatan telah lama mengatakan jika depresi dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Sebaliknya, obesitas juga bisa menyebabkan depresi.

Kini, telah ada riset baru yang membuktikan jika antidepresan tertentu dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Pada akhirnya, antidepresan hanya akan menciptakan 'lingkaran setan' untuk pasien depresi.

"Sangat sulit untuk mengetahui apa penyebab kenaikan berat badan karena seringkali hal ini bisa menjadi gejala depresi itu sendiri,” ucap Dr. Rafael Gafoor, selaku pemimpin riset.

"Atau bisa jadi, setelah mulai mengonsumsi antidepresan mereka mulai mengalami penambahan berat badan," tambahnya.

Tapi, apa pun alasannya, kata Dr. Rafael, inilah yang kemudian membuat mereka lebih depresi dan hanya melanggengkan siklus ini.

Seperti dikutip dari laman New York Post, riset ini dilakukan oleh peneliti dari Inggris.

Riset dilakukan dengan menganalisis perubahan berat badan dan indeks massa tubuh 300.000 orang dewasa selama periode 10 tahun.

Priset menemukan pasien yang memakai 12 antidepresan yang paling sering diresepkan, tinggi kemungkinannya untuk mengalami kenaikan berat badan.

Berat awal pasien tidak berpengaruh pada kemungkinan kenaikan berat badan ini.

Ini berarti, berapa pun berat badan kita -entah kita kekurangan berat badan atau sebaliknya, efek antidepresan ini tetap akan bekerja.

Baca juga: Suami Depresi Bisa Pengaruhi Kesuburan

"Ada dua jenis antidepresan yang mungkin bisa menyebabkan kenaikan berat badan," kata Dr. James Kocsis, profesor dan psikiater di Weill Cornell Medical School.

Anti depresan penyebab kenaikan berat badan, menurut Dr. James Kocsis, salah satunya adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti Prozac, Zoloft, dan Lexapro.

Selain itu, remeron (Mirtazapine) juga sering menyebabkan kenaikan berat badan karena efek anti-histaminiknya, yang membuat pengguna merasa lesu.

Meskipun riset ini memerlukan lebih banyak penelitian mendalam, Kocsis berpendapat, perawatan yang lebih holistik akan memberi hasil yang menguntungkan.

Pengobatan holistik ini bisa berupa kombinasi terapi, gaya hidup sehat, pengobatan, dan pemantauan berat badan, dan berkelanjutan.

"Hal utama adalah untuk waspada terhadap kenaikan berat badan, memantau berat badan, dan memiliki program untuk mencegahnya," papar Kocsis.

Program untuk mencegah kenaikan berat badan, kata Kocsis, bisa berupa diet, olahraga, dan obat lain yang dapat melawan peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber nypost.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com