Pada percobaan kedua, untuk perbandingan, peserta mereka berjalan setelah menelan bubuk yang mengandung bahan yang sama dengan permen karet.
Periset kemudian mengukur denyut jantung saat peserta beristirahat dan denyut nadi peserta saat berjalan.
Selain itu, periset juga mengukur jarak yang mereka tempuh pada kecepatan alami, kecepatan berjalan, dan jumlah langkah yang diambil.
Hasilnya, denyut jantung semua peserta rata-rata secara signifikan lebih tinggi saat mengunyah permen karet.
Pada pria di atas 40 tahun, mengunyah permen karet juga meningkatkan jarak berjalan, jumlah langkah yang diambil, dan energi yang dikeluarkan.
Meskipun penelitian ini tidak dirancang untuk menjelaskan kaitannya, periset berpendapat hal ini terjadi karena "sinkronisasi kardio-lokomotor".
Kardio-lokomotor merupakan sebuah fenomena alam di mana jantung berdetak dengan gerakan berulang.
Obesitas telah menjadi penyakit global yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan stroke, diabetes, dan kanker tertentu.
Oleh karena itu, periset berpendapat hasil ini bisa menjadi metode pencegahan yang efektif, dan perawatan untuk obesitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.