Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Kebiasaan Buruk Bisa Bikin Gigi Anak Tonggos

Kompas.com - 28/05/2018, 07:34 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit anak-anak yang memiliki posisi gigi tonggos (gigi atas terlalu maju) dan "cameuh" (gigi atas di belakang gigi bawah) yang bahkan bisa terbawa sampai dewasa.

Ternyata, gigi tonggos dan cameuh tidak hanya disebabkan oleh faktor genetis, melainkan juga dari kebiasaan anak sejak kecil.

Dokter spesialis Ortodonti sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Nada Ismah menyebutkan, kebiasaan tersebut di antaranya suka mengisap jempol atau menggigit kuku.

"Isap jempol akan memberikan dorongan yang kuat, (gigi) atas maju ke depan dan bawahnya mundur," kata Drg. Nada beberapa waktu lalu.

Kebiasaan lainnya adalah bernafas melalui mulut atau mulut sering dalam keadaan terbuka. Untuk kebiasaan bernafas melalui mulut seringkali juga disebabkan karena anak memiliki polip atau sedang flu.

Karena tak bisa bernafas normal melalui hidung, maka anak memilih bernafas melalui mulut. Akibatnya, mulut selalu terbuka.

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Membuat Gigi Kuning

Drg. Nada menambahkan, selain kebiasaan tersebut bisa membuat gigi tonggos atau cameuh, hal lainnya adalah masalah psikis.

Kebiasaan anak mengisap jari menurutnya bisa menjadi indikasi masalah psikis, seperti anak terlalu dimanja, orangtua kurang kasih sayang, atau alasan lainnya. Sehingga kebiasaan tersebut perlu diteliti lebih lanjut.

Jika kebiasaan di atas masih terus dilakukan, orangtua harus membantu anak untuk menghentikannya. Selama anak masih dalam usia tumbuh kembang maka kebiasaan buruk tersebut bisa dihentikan dan masalah yang dikhawatirkan bisa dihindari.

Jangan sampai kebiasaan itu terbawa hingga dewasa karena akan sulit untuk pemulihan.

"Selama dia masih tumbuh kembang, stop dulu kebiasaan itu. Insya Allah bisa recovery karena masih tumbuh kembang," tuturnya.

Baca juga: Kebiasaan sejak Kecil yang Bisa Bikin Gigi Tonggos

Selain itu, langkah konsultasi dengan dokter terkait juga perlu dilakukan. Mungkin saja perlu dilakukan tindakan manipulasi seperti perawatan ortodontik (orto) agar pertumbuhan gigi terkontrol, bisa pula tindakan lainnya.

Namun, untuk posisi gigi yang disebabkan faktor genetis atau keturunan tidak bisa diselesaikan dengan perawatan ortodontik.

"Pada kasus yang masalahnya rahang, misalnya, mungkin baru bisa teratasi dengan bantuan bedah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com