Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Berkacamata Punya Kecerdasan Lebih Tinggi, Benarkah?

Kompas.com - 31/05/2018, 21:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebanyakan orang menganggap para pemakai kacamata adalah mereka yang memiliki kepandaian lebih.

Hal ini rupanya tak melulu menjadi anggapan semu. Ada alasan ilmiah di baliknya.

Riset terbaru mengungkapkan, korelasi positif antara penglihatan buruk dan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.

Peneliti dari University of Edinburgh melakukan riset ekstensif untuk menyelidiki bagaimana sifat turun-temurun individu dapat memengaruhi fungsi kognitif mereka.

Periset menganalisis data dari 300.486 orang berusia antara 16-102 yang telah dikumpulkan oleh Inggris Biobank dan the Charge and Cogent consortia.

Periset mengidentifikasi 148 lokus genetik independen yang dikaitkan dengan kemampuan kognitif.

Baca juga: Pria, Inilah Tips Memilih Kacamata Hitam yang Tepat

Selain itu, mereka juga menilai apakah berbagai aspek, seperti penglihatan, tekanan darah tinggi, dan harapan hidup, dan hal lain yang mempengaruhi kecerdasan.

Hasilnya, sekitar 30 persen peserta yang memakai kacamata memang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada yang lain.

Selain itu, fungsi kognitif yang lebih besar juga dikaitkan dengan beberapa aspek kesehatan seperti umur panjang, penurunan risiko kanker paru-paru, kesehatan kardiovaskular, dan kondisi mental yang lebih baik.

Dr Gail Davies, ahli statistik genetika di University of Edinburgh sekaligus pemimpin para analisis, mengatakan, timnya akan mampu menemukan instrumen yang lebih penting lagi di masa depan.

"Ini merupakan riset genetik terbesar dari fungsi kognitif," paparnya.

Menurut dia, riset ini telah mengidentifikasi banyak perbedaan genetik yang berkontribusi pada tingkat kemampuan berpikir.

Baca juga: Warna Lensa Kacamata Apa yang Cocok Untuk Kegiatan Anda?

Penemuan ini juga menunjukan efek genetik jangka panjang pada kesehatan.

Dari hasil riset, diketahui bahwa struktur otak memberi dasar untuk menjelajahi mekanisme di mana perbedaan-perbedaan ini mempengaruhi kemampuan berpikir sepanjang hidup.

Menurut Profesor Ian Deary, selaku pemimpin riset, penelitian tentang hubungan antara genetika dan kecerdasan telah ada sejak lama.

“Kurang dari satu dekade yang lalu, kami mencari gen yang terkait dengan intelijensi dengan meneliti sekitar 3.000 peserta, dan kami hampir tidak menemukannya,” katanya.

"Sekarang dengan 100 kali jumlah peserta terdahulu, dan dengan lebih dari 200 ilmuwan bekerja sama, kami telah menemukan hampir 150 wilayah genetik yang terkait dengan kecerdasan," tambahnya.

Namun, Profesor Deary juga menyatakan, periset perlu menganalisis hasil secara lebih rinci.

Hal ini diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana fungsi kognitif menurun saat usia bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com