Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos Soal Empeng yang Perlu Orangtua Ketahui..

Kompas.com - 04/06/2018, 14:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

KOMPAS.com — Harus diakui, sebagian besar bayi yang rewel menjadi lebih anteng setelah diberi dot atau empeng. Walu begitu, kebanyakan dokter tak merekomendasikan pemberian empeng.

Salah satu efek buruk bayi yang gemar memakai empeng adalah jadi ketergantungan dan juga merusak susunan gigi anak.

Ketahui apa saja mitos seputar empeng dan mana faktanya. Dikutip dari laman Fatherly, berikut enam mitos tersering soal empeng.

1. Mitos: Aturan "baru 5 detik" bisa diterapkan pada empeng

Empeng bisa kotor karena sering terjatuh ke lantai. Jika dot ini jatuh ke lantai, hanya beberapa detik saja patogen dapat menempel ke bahan plastik.

Beberapa orangtua menganggap sedikit paparan kuman dapat membantu meningkatkan sistem imun. Ada yang menerapkan aturan "baru 5 detik" saat empeng jatuh dan cukup mengelap dengan tisu atau membilas dengan air sebelum diberikan lagi ke anak.

Sebaiknya terapkan standar kebersihan yang tinggi untuk setiap hal yang masuk ke mulut anak.

2. Mitos: Membuang empeng setelah dua kali jatuh

Membuang empeng setelah dua kali jatuh sama sekali tidak diperlukan dan cenderung boros. 

Saat empeng jatuh, cukup dibersihkan dengan mencucinya di air hangat yang sudah diberi sabun.

Baca juga: Awas, Kebiasaan Buruk Bisa Bikin Gigi Anak Tonggos

3. Mitos: Empeng bisa menyebabkan gigi bermasalah

Ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Satu pihak menyebut empeng tidak terkait langsung menyebabkan gigi bermasalah. 

Faktanya, penggunaan empeng balita tidak akan memengaruhi gigi anak dengan cara apa pun sehingga ketika besar membutuhkan metode korektif seperti kawat gigi atau ortodontik lainnya.

Ada yang mengatakan, anak yang terus menggunakan dan aktif mengisap empeng saat melewati usia empat tahun (ketika gigi dewasa mulai tumbuh) dapat menyebabkan gigi tonggos.

Namun, gigi yang "cacat" karena penggunaan empeng tidak akan menjadi masalah bagi kebanyakan bayi dan balita. 

Halaman:
Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com