Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robot Seks Juga Berisiko Tularkan Infeksi Menular Seksual

Kompas.com - 06/06/2018, 12:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Robot seks mungkin bisa memberikan kepuasan seksual bagi pria yang kesepian, namun ketahui juga bahaya penggunaan robot ini terhadap penularan penyakit seksual.

Dikutip dari laman The Sun, fenomena robot seks disebutkan lebih banyak memberikan dampak negatif.

Menurut studi terbaru, penggunaan sexbots, sebutan robot seks, yang meningkat dapat menyebarkan infeksi menular seksual, memperburuk impotensi dan menormalkan “penyimpangan seksual”.

Para penggemar mesin-mesin ini selalu berpendapat, sexbot membantu “pengurangan dampak buruk” dengan menawarkan pelipur lara, bahkan mengurangi kejahatan seks terhadap perempuan dan anak-anak.

Namun, Dr Chantal Cox-George, dari Rumah Sakit Universitas St George NHS Foundation Trust, dan Profesor Susan Bewley, dari King's College London, mengatakan, pendapat para penggemar tersebut belum memiliki bukti kuat. 

Salah satu yang ditakutkan adalah perilaku ilegal, seperti pedofilia, lebih diterima secara sosial.

Seperti yang ditulis dalam jurnal BMJ Sexual & Reproductive Health, diungkapkan fakta menguntungkan pengembangan pasar sexbot masih bersifat spekulatif.

“Argumen ‘sehat’ yang dibuat untuk keuntungan mereka, dengan begitu banyak produk yang diiklankan, masih bersifat spekulatif,” tulis peneliti di jurnal itu.

Baca juga: Menimbang Robot Seks, dari Niat Baik hingga Objektivikasi Manusia

Para peneliti mengingatkan, petugas medis sebaiknya menghindari hubungan intim dengan sexbot, karena berisiko kehilangan kepercayaan publik.

Terlalu dini jika sexbot dipasarkan dengan klaim untuk mengobati kesulitan berhubungan, seperti impotensi.

Justru, kurangnya keintiman dengan pasangan dapat membuat masalah disfungsi ereksi lebih buruk.

Para peneliti juga khawatir, penggunaan sexbot untuk “mengobati” pedofilia atau menghayati fantasi yang penuh kekerasan justru membantu menormalkan perilaku tersebut.

Industri teknologi seks

Saat ini, industri teknologi seks sudah bernilai lebih dari 22 miliar poundsterling atau sekitar Rp 409 triliun. 

Empat perusahaan AS sudah menjual sexbot dengan harga mulai dari Rp 74 juta hingga Rp 215 juta untuk supermodel, "Harmony".

Baca juga: Robot Seks Pria Pertama di Dunia, Bisa Custom Bentuk Fisik

Meskipun saat ini ditargetkan untuk pria, pembuat sexbot berencana untuk menjual versi pria untuk perempuan pada akhir tahun ini.

Profesor Universitas Sheffield Noel Sharkey, ketua Foundation for Responsible Robotics, sebelumnya memperingatkan era “robot seks akan segera datang”.

Prof Sharkey, mantan hakim kepala di Robot Wars, mengungkapkan, para produsen melakukan pekerjaan pemasaran besar-besaran pada manfaat kesehatan robot seks, terutama untuk terapi, namun sama sekali tidak ada bukti untuk ini.

“Mungkin ada manfaat terapeutik dalam beberapa kasus, namun mesin seks ini akan segera diluncurkan sebelum kita tahu. (Karena itu) kita harus melakukan penelitian untuk mendukung klaim (tersebut,” ujar Sharkey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com