Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ree Indonesia Menyasar Wanita Karir yang Sadar Fashion

Kompas.com - 06/06/2018, 16:09 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Tingkat aktivitas seseorang yang tinggi turut memengaruhi pilihan busananya.

Busana berdaya pakai tinggi, yang bisa dipakai dalam berbagai kesempatan dan mudah dipadu padankan, tapi tetap memberi kesan mengikuti perkembangan mode terkini, menjadi pilihan para wanita aktif yang sadar fashion.

Merek fashion, Ree Indonesia, menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan busana siap pakai yang memberi tampilan modis, tapi tetap profesional.

Riana Bismarak, pendiri Ree Indonesia, mengatakan, awalnya merasa gemas dengan dominasi label busana luar negeri untuk kategori fast fashion.

"Sekitar 4 tahun lalu, kalau kita lihat merek busana saat itu harganya tinggi banget atau bawah banget. Yang tengah-tengah masih kosong," kata Riana.

Ditemui di butiknya di kawasan Kemang Timur Jakarta Selatan, Riana mengatakan, wanita pekerja yang sudah cukup mapan, kebanyakan akan memilih busana merek luar.

"Kebanyakan merek lokal bajunya terlalu kasual, terlalu gombrong, atau modelnya asimetris yang tidak cocok untuk ke kantor," ujar wanita berusia 42 tahun itu.

Wanita yang sebelumnya membidani lahirnya situs belanja belowcepek.com ini, lalu meluncurkan merek Ree Indonesia sekitar tahun 2014.

"Sebenarnya agak terpaksa karena waktu itu saya menang Wanita Wirausaha Femina dan dapat jatah both gratis di Jakarta Fashion Week (JFW). Tapi bingung mau diisi apa karena saya tidak punya label," katanya.

Dengan persiapan yang mepet, hanya dua bulan, ia pun membuat contoh-contoh baju yang selama ini hanya ada di benaknya.

Riana Bismarak, pendiri Ree Indonesia.Dok Pribadi Riana Bismarak, pendiri Ree Indonesia.

"Pada dasarnya sudah tahu mau bikin baju apa, jadi hanya tinggal merealisasikan. Cuma selama ini tidak pede karena saya bukan desainer," ujar wanita yang belasan tahun bekerja di bidang pariwisata ini.

Akhirnya booth di JFW itu pun ia isi dengan beberapa contoh baju rancangannya.

"Semuanya baru baju-baju sampel karena saya ingin tahu ada yang mau beli atau enggak. Ternyata banyak juga yang pesan (PO)," paparnya.

Tahun berikutnya, Ree kembali membuka both dan menambah produksinya. Penjualan pun dilakukan melalui website dan media sosial secara lebih serius.

Be Ready

Ree Indonesia, menurut Riana, memiliki konsep "Be Ready" untuk berbagai kesempatan.

"Kalau di Jakarta kayaknya enggak mungkin pulang dulu untuk ganti baju kalau kita mau datang ke acara malam. Jadi, kalau pakai baju-baju Ree, pagi masih keren, siang masih keren, bahkan sampai malam dipakai hang out atau acara, tetap bisa," katanya.

Memiliki desain dengan garis yang modern, rapi, dan juga edgy, Ree kini menyasar para profesional dan wanita aktif berusia 25-50 tahun.

"Ree itu seperti baju desainer, tapi masih affordable. Semua yang saya buat harganya tidak ada yang di atas satu juta, karena kalau sudah di atas itu orang tidak mau beli online," ujarnya.

Konsep tersebut dijaga benar oleh Riana. Misalnya saja, alih-alih menggunakan influencer fashion seperti merek lain, Ree memilih menggandeng konsumennya yang kebanyakan adalah wanita dengan karir sukses menjadi modelnya.

"Ada yang sudah pegang jabatan general manager, founder bisnis, CEO, atau ibu rumah tangga, tapi semuanya adalah konsumen Ree," katanya.

Ia juga menghendaki konsumennya membeli baju-baju rancangannya karena menyukai modelnya dan bangga memakainya.

"Ree sangat selektif memilih ajakan pameran. Karena saya ingin konsumen Ree bangga memakai brand ini," katanya.

Riana menambahkan, selain modelnya, faktor kenyamanan juga menjadi ciri dari merek ini.

"Banyak konsumen saya yang pakai bajunya berulang-ulang, karena enak dipakai akhirnya jadi andalan," katanya.

Walau tidak memiliki latar belakang sekolah desain, namun Riana mengaku sering melakukan trial and error untuk menemukan potongan baju yang enak dipakai.

"Saya sering bongkar pasang baju sampel dari penjahit saya sampai terasa enak dipakai. Karena baju-bajunya Ree ini all size, jadi harus bagus dipakai oleh orang dari berbagai model tubuh," katanya.

Saat ini Ree secara rutin mengeluarkan koleksi model baru setiap dua minggu sekali.

Secara garis besar, menurut Riana, ada tiga jenis koleksi Ree, yaitu basic, on trend, dan touch of Indonesia.

"Kalau kategori basic itu misalnya celana, blus, atau blazer. Sedangkan on trend artinya baju dengan potongan yang kekinian, misalnya kerahnya atau asimetris. Untuk touch of Indonesia misalnya batik, tenun, ikat, atau shibori," katanya.

Distribusi luas

Di tahun keempat ini menurut Riana, penjualan Ree terus meningkat. Chanel distribusinya pun tak cuma terbatas pada situs dan media sosial Ree tapi juga situs e-commerce internasional seperti Zalora, Blibli, atau pun Mataharimal.

"Ree juga tersedia di Hijub untuk yang modest wear," katanya.

Wanita yang pernah menjabat sebagai Corporate Director Sales and Marketing ini mengaku saat ini bisnis Ree masih belum bisa memberinya penghasilan seperti dulu. Namun, ia merasa mendapat kebahagiaan yang berbeda.

"Saya bisa berbagi dengan orang lain, jadi pembicara, dan melakukan hal-hal yang dulu tidak mungkin dilakukan saat masih jadi direktur," katanya.

Riana mengatakan masih memiliki mimpi bekerja sama dengan banyak desainer muda agar merek lokal bisa bersaing.

"Kalau desainer muda mungkin tidak punya kapasitas membuat baju dalam jumlah banyak sehingga harganya jadi mahal," katanya.

Ia juga mengaku tidak bercita-cita membuka toko offline.

"Indonesia ini luas sekali. Harus buat berapa toko untuk menjangkau semua. Penjualan online ini menurut saya yang paling tepat, asal harganya tidak terlalu mahal," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com