Sindrom imposter sendiri adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dicapainya.
Kebanyakan orang dengan sindrom ini justru merasa waswas, seolah suatu hari orang-orang akan tahu bahwa dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilannya.
Itu sebabnya, banyak orang dengan sindrom ini bekerja lebih keras supaya tidak dianggap penipu.
Solusi: Agar dapat mempertahankan kesuksesan karir, kita memang dituntut untuk bekerja keras.
Namun, gila kerja yang membuat kita terlalu keras dalam bekerja sampai-sampai lupa dengan segalanya adalah pemikiran yang salah.
Pikirkan lagi baik-baik, apa yang membuat kamu jadi gila kerja. Pasalnya, terlalu banyak bekerja sering diartikan sebagai tanda ketidakmampuan seseorang untuk mengatur waktu.
Selain itu, terlalu banyak bekerja juga bisa jadi tanda kamu memiliki keterampilan organisasi yang buruk sehingga tidak mampu membedakan antara yang mana hal yang harus diutamakan mana yang tidak.
Baca juga: 5 Cara Bekerja Lebih Cerdas
3. Percaya bisa lebih produktif dengan mengambil lebih banyak pekerjaan
Ketika melakukan sesuatu yang berbahaya, banyak orang berpikiran bahwa mereka adalah orang pilihan yang hebat.
Contohnya ketika nyetir sambil main telepon genggam. Ketika bisa main telepon genggam sambil berkendara, beberapa orang menganggap dirinya hebat karena tidak semua orang bisa dan berani melakukannya.
Dengan pemikiran yang sama, orang-orang yang gila kerja berpikir bahwa mereka bisa tetap bekerja produktif meski pekerjaannya benar-benar menumpuk.
Solusi: ingatlah bahwa kamu sama dengan manusia pada umumnya. Bekerja terlalu lama akan membuat stamina menurun, yang pada akhirnya dapat memengaruhi produktivitas dalam bekerja.
Bukannya mendapatkan hasil yang optimal, hasil pekerjaan yang dilakukan dengan susah payah itu justru tak jarang berakhir sia-sia. Pasalnya kamu tidak maksimal ketika bekerja.
Baca juga: Bekerja Multitasking Justru Hambat Produktivitas
4. Merasa cemas ketika tidak bekerja