Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Makanan Favorit? Pakailah Insting, Bukan Teknologi...

Kompas.com - 14/06/2018, 13:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber D'marge

KOMPAS.com - Pernahkan kamu pergi ke suatu restoran dan jatuh hati dengan salah satu menu yang pernah dicicipi?

Nah, jika kamu ingin kembali menikmati menu tersebut di restoran yang sama, coba andalkan insting.

Selama ini, kita selalu mengandalkan teknologi untuk memecahkan segala hal.

Mulai dari mencari refrensi tempat liburan, petunjuk arah untuk berpergian, hingga mencari makanan enak, kita selalu mengandalkan teknologi.

Namun, semua kecanggihan teknologi tersebut tak ada yang mampu mengalahkan insting manusia, terutama dalam mencari makanan favorit.

Baca juga: Di Mana dan Apa Makanan Favorit Turis Mancanegara saat Wisata Kuliner?

Menurut riset, insting manusia merupakan hal yang paling dapat diandalkan ketika berhubungan dengan makanan favorit, meskipun makanan tersebut telah lama tidak kita nikmati.

Yah, bagaimana pun, penggunaan insting ini telah ada sejak zaman nenek moyang dan telah diasah selama jutaan tahun evolusi.

Laman D'Marge melansir, riset dilakukan oleh peneliti dari University of Southern California.

Riset berhasil membuktikan adanya saraf yang menghubungkan usus ke otak, yang bisa menjadi kunci untuk mengingat di mana makanan berada.

Dengan kata lain, kita benar-benar berpikir dengan perut kita.

Jadi, meskipun banyak hal yang telah mengaburkan beberapa kenangan dalam otak kita, ketika menyangkut makanan, ada momen-momen yang bisa kita ingat dengan detail yang jelas.

Dengan kata lain, kita bisa mengingat rasa makanan, lokasi, detail arah hingga dekorasi restoran yang menyediakan makanan tersebut.

Riset ini berfokus pada saraf terpanjang di tubuh — saraf vagus — yang bertindak sebagai penghubung antara apa yang disebut para ilmuwan sebagai "dua otak".

Baca juga: Suasana Hening Bantu Otak Menyimpan Memori Lebih Kuat

"Dua otak" tersebut berada di dalam kepala dan perut kita.

Saraf vagus bertugas untuk memberi tahu otak "kepala" saat kita merasa kenyang, sehingga kita tahu kapan saatnya harus berhenti makan.

Dalam riset ini, peneliti telah menemukan penghubung antara otak dan perut, yang dapat membantu mengingat dimana kita pernah makan.

Hal ini dilakukan dengan mengerahkan sinyal ke bagian lain otak, hippokampus, yang merupakan pusat memori.

Menurut peneliti, hubungan antara kesadaran spasial dan makanan adalah mekanisme neurobiologis.

Baca juga: Batasi Makanan Berlemak Saat Lebaran Dengan 5 Cara Ini

Mekanisme ini telah ada sejak dahulu, tepatnya ketika zaman nenek moyang mencari makanan dengan berburu.

"Ini akan sangat penting bagi usus untuk bekerja dengan otak seperti aplikasi petunjuk arah,” kata Scott Kanoski, selaku periset.

Meskipun pada zaman dahulu manusia hidup secara nomaden dan mengumpulkan makanan dengan berburu, mereka masih mampu kembali di tempat yang sama hanya untuk menemukan makanan.

Inilah yang memberi mereka keuntungan evolusioner.

"Ketika hewan menemukan dan memakan makanan, misalnya, saraf vagus diaktifkan dan sistem pemosisian global ini terlibat,” kata Kanoski.

"Ini akan menguntungkan bagi hewan untuk mengingat lingkungan eksternal mereka sehingga mereka dapat memiliki makanan lagi," tambahnya.

Untuk menguji temuan ini, periset melakukan penelitian pada tikus.

Baca juga: Radiasi Ponsel Picu Kanker pada Tikus, Apa Artinya bagi Manusia?

Hasilnya, periset menemukan bahwa tikus dengan jalur saraf vagus yang terputus, tidak dapat mengingat informasi tentang lingkungan mereka.

“Kami melihat gangguan pada memori yang bergantung pada hippokampus ketika kami memutuskan komunikasi antara usus dan otak,” kata Andrea Suarez, selaku pemimpin riset.

Menurut dia, defisit memori ini juga mengakibatkan bahara neurologis di hippokampus.

Secara khusus, kata Andrea Suarez, saraf vagus yang terputus mempengaruhi penanda di otak yang merupakan kunci untuk pertumbuhan koneksi saraf baru dan sel-sel otak baru.

 Jadi, jika kita ingin bernostalgia dengan jajanan favorit masa kecil, coba letakkan gadget, dan andalkan insting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber D'marge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com