Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Rahasia Supreme, dari Toko Kecil hingga Jadi Ikon Global

Kompas.com - 14/06/2018, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang tak mengenal Supreme? Yah, brand anak 'zaman now' ini memang sedang naik daun di kalangan pecinta mode.

Kelangkaan dan harga yang fantastis membuat produk Supreme terkenal eksklusif.

Dilansir dari laman Highsnobiety, Supreme merupakan produk streetwear asal Amerika Serikat, yang didirikan oleh James Jebbia pada tahun 1994.

Supreme bermula dari sebuah toko kecil di Lafayette Street, New York, dan kini berubah menjadi ikon global.

Baca juga: Supreme Gondol Penghargaan Menswear Designer of The Year

Menurut laman Harper's Bazaar, sebagian besar pelanggan Supreme berawal dari orang-orang di komunitas skateboard atau dewasa muda.

Kisaran harga awal produk sebenarnya terjangkau untuk kualitas produk yang mereka hasilkan.

Namun, yang mendorong harga melambung adalah produk yang tidak dibuat secara massal.

Oleh karena itu, jumlah produk yang terbatas mendorong kenaikan harga.

Perlahan tapi pasti, harga produk Supreme pun kini melambung tinggi.

Lalu, apa yang membuat banyak orang rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk mendapatkannya?

Baca juga: Desainer di Balik Kolaborasi LV dan Supreme Mengundurkan Diri

Seperti tren lainnya, Supreme menjadi lebih populer ketika para pesohor mulai memakainya.

Apa yang dulu tidak kita inginkan akan menjadi dambaan ketika tokoh idola memakainya.

Ketika seniman seperti ASAP Rocky, Tyler the Creator, dan Kanye West mengenakan busana berlogo Supreme, brand dengan prinsip gaya swag ini pun menjadi buruan pecinta hip hop.

Dari hanya komunitas skateboard, penggemar Supreme merambah pada komunitas hip hop yang semakin marak seiring berkembangnya musik rap dan tren hipebeast.

Baca juga: Supreme dan The North Face Kolaborasi Bikin Motif Kulit Ular

Taktik Supreme untuk menarik hati banyak orang adalah membuat pasokan yang terbatas, relatif terhadap permintaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com