KOMPAS.com - Media sosial dihadirkan untuk membuat komunikasi menjadi lebih mudah. Tapi sayang, kenyataannya malah berbalik.
Nyatanya, sekarang ini banyak ditemukan seseorang yang lebih asyik sendiri dengan gadget atau akun di dunia maya dari pada berinteraksi sosial di dunianya. Artinya media sosial malah bikin orang jadi anti-sosial?
Sebelum mengulas lebih lanjut, ternyata ada perbedaan antara antisosial secara ilmu kejiwaan dan antisosial yang sering disebut-sebut di percakapan sehari-hari.
Antisosial dalam ilmu kejiwaan juga biasa disebut schizoid. Hal ini juga termasuk sebuah gangguan kepribadian yang bentuknya menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi.
Schizoid benar-benar lebih suka menyendiri dan mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial.
Sedangkan antisosial yang sering jadi celetukan di percakapan sehari-hari, biasanya lebih mengacu pada dampak media sosial, yaitu lebih aktif di dunia maya dibandingkan berinteraksi di dunia nyata.
Baca juga: Media Sosial Penyebab Generasi Milenial Kesepian
Studi telah menunjukkan, bahwa orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di media sosial, setidaknya dua kali mengecek media sosial dalam sehari, lebih mungkin merasa terisolasi secara sosial.
Karena semakin banyak waktu yang dihabiskan seseorang di dunia maya, semakin sedikit waktu pula yang mereka lakukan untuk interaksi dunia nyata.
Shannon Poppito, seorang psikolog di Baylor Medical University di Dallas menyatakan, ketika seseorang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial, mereka memutuskan hubungan dari kehidupan nyata dan akhirnya malah merasa kurang terhubung dengan diri mereka sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.