Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Malah Bisa Bikin Orang Jadi Anti Sosial

Kompas.com - 18/06/2018, 06:06 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Media sosial dihadirkan untuk membuat komunikasi menjadi lebih mudah. Tapi sayang, kenyataannya malah berbalik.

Nyatanya, sekarang ini banyak ditemukan seseorang yang lebih asyik sendiri dengan gadget atau akun di dunia maya dari pada berinteraksi sosial di dunianya. Artinya media sosial malah bikin orang jadi anti-sosial?

Sebelum mengulas lebih lanjut, ternyata ada perbedaan antara antisosial secara ilmu kejiwaan dan antisosial yang sering disebut-sebut di percakapan sehari-hari.

Antisosial dalam ilmu kejiwaan juga biasa disebut schizoid. Hal ini juga termasuk sebuah gangguan kepribadian yang bentuknya menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi.

Schizoid benar-benar lebih suka menyendiri dan mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial.

Sedangkan antisosial yang sering jadi celetukan di percakapan sehari-hari, biasanya lebih mengacu pada dampak media sosial, yaitu lebih aktif di dunia maya dibandingkan berinteraksi di dunia nyata.

Baca juga: Media Sosial Penyebab Generasi Milenial Kesepian

Studi telah menunjukkan, bahwa orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di media sosial, setidaknya dua kali mengecek media sosial dalam sehari, lebih mungkin merasa terisolasi secara sosial.

Ilustrasi media sosialTwilightShow Ilustrasi media sosial
Selain itu, penggunaan media sosial zaman sekarang semakin disalahartikan, contohnya mereka mengganggap media sosial bisa mengganti pengalaman sosial yang lebih nyata.

Karena semakin banyak waktu yang dihabiskan seseorang di dunia maya, semakin sedikit waktu pula yang mereka lakukan untuk interaksi dunia nyata.

Shannon Poppito, seorang psikolog di Baylor Medical University di Dallas menyatakan, ketika seseorang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial, mereka memutuskan hubungan dari kehidupan nyata dan akhirnya malah merasa kurang terhubung dengan diri mereka sendiri.

Lalu, dengan terus terlibat dalam kehidupan orang lain melalui media sosial, mereka mulai membanding-bandingkan diri sendiri dengan apa yang orang lain tampilkan di dunia maya.

Baca juga: Kenapa Kita Sering Membandingkan Diri Dengan Orang Lain di Medsos?

Poppito juga mengatakan bahwa mereka bisa jadi tertekan karena tidak bisa menampilkan diri mereka sendiri di dunia nyata.

Bagaimana caranya agar tidak menjadi “anti-sosial” meski sering main media sosial?

Menurut Dr. Poppito, media sosial sangat mempengaruhi perkembangan psikologis dan sosial seseorang, terutama kalau sudah mengenal media sosial sejak anak-anak.

Pasalnya, di masa kanak-kanak, anak-anak membutuhkan stimulasi dan sosialisasi di dunia yang nyata, seperti bermain dan bercengkrama satu sama lain.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com