Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Semarang, Beckham Belajar Makna Menjadi Seorang Ayah

Kompas.com - 18/06/2018, 16:16 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Berbicara soal anak, bukan hanya para ibu yang diselimuti perasaan emosional mendalam.

Para ayah, yang meski terlihat kuat dan tabah, juga merasakan hal yang sama ketika memikirkan anak-anaknya.

Salah satu contohnya adalah David Beckham.

Dalam sebuah essay yang diterbitkan oleh laman Men'sHealth, mantan pesepak bola ini mencurahkan isi hatinya perihal makna terbesar menjadi seorang ayah.

Baginya, hidup sebagai seorang ayah adalah kehidupan yang selalu diselimuti oleh cinta dan kekhawatiran.

Namun, emosi semacam itulah yang membuatnya selalu ingin dekat dengan anak-anaknya.

Dalam essay tersebut, Beckham berbagi pengalamannya saat berkunjung ke Semarang pada tanggal 21 Maret 2018 silam.

Bekcham bersama UNICEF mengunjungi kota lumpia dalam rangka kampanye perlindungan anak.

Pada momen tersebut, ayah empat orang anak ini juga bertemu dengan sekelompok ayah dan anak-anak mereka di Pusat Pengembangan Anak Usia Dini.

Lembaga ini bertujuan agar para orangtua dan anak-anak memiliki tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu bersama, membaca, dan bermain bersama.

"Kami duduk bersama, mendiskusikan realitas tentang kehidupan para ayah," tulis Beckham.

Beckham,  bercerita bahwa para ayah yang ia temui juga merasakan hal yang ia rasakan selama menjadi ayah.

"Rasa cinta dan kekhawatiran mengambil alih kehidupan ketika kita memiliki anak," tulis pria 43 tahun tersebut.

Dari semua ayah yang ia temui, Beckham mengakui jika dirinya tak akan bisa melupakan seorang ayah bernama Imam.

Imam merupakan seorang ayah dari bocah kecil bernama Vincent.

"Imam menghabiskan tahun pertama setelah kelahiran putranya untuk bekerja selama berhari-hari demi memenuhi kebutuhan hidup," ucapnya.

Baca juga: Tampilan Necis David Beckham dengan Gaya Militer

Ayah 31 tahun tersebut, berdasarkan penuturan Beckham, akhirnya kehilangan momen berharga yang sering diinginkan para ayah.

"Ia melewatkan tawa pertama anaknya, kata-kata pertamanya, langkah pertamanya. Imam melewatkan semua ini agar bisa memberi makanan bagi anaknya," kata Beckham.

Fokus untuk menjadi pencari nafkah utama adalah 'keputusan' yang sulit bagi seorang ayah.

Halaman:
Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com