Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Berkali-Kali tapi Masih Lapar? Ini 8 Faktor Penyebabnya...

Kompas.com - 26/06/2018, 16:42 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Masih merasa lapar meski sudah berkali-kali makan?

Yah, hal ini seringkali terjadi pada banyak orang. Untungnya, ada beberapa cara untuk mengatasinya,

Bahan makanan tertentu, porsi makan, dan faktor lain bisa membuat kita merasa lapar meski telah mengonsumsi makanan dalam porsi besar.

Dilansir dari laman Men's Health, berikut delapan hal yang membuat kita selalu merasa lapar.

1. Terlalu banyak mengonsumsi soda

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi
Soda yang kita konsumsi setiap kali makan bisa menyebabkan rasa lapar. Soda, es teh dan minuman manis lainnya mengandung gula jagung fruktosa tinggi.

Menurut riset dari Yale University, fruktosa gula jagung inilah yang menyebabkan rasa kenyang tidak bertahan lama.

Dalam riset tersebut, peneliti merekrut 20 orang dewasa dengan status kesehatan yang baik untuk menjalani tes Magnetic Resonance Imaging (MRI) sembari meminum cairan.

Hasilnya, semua peserta yang meminum cairan manis dengan gula jagung fruktosa tinggi merasa kurang kenyang dibadingkan mereka yang minum larutan glukosa.

Mereka yang meminum larutan dengan gula jagung fruktosa tinggi juga mengalami penurunan aliran darah dan aktivitas otak yang mengatur nafsu makan.

Riset dari Universty of California, San Francisco, juga menunjukan fruktosa pada gula jagung dapat mengelabui otak yang membuat nafsu makan meningkat.

Hal ini bahkan terjadi meski kita telah merasa kenyang. Menurut periset, gula jagung yang tinggi fruktosa dapat menghambat kinerja leptin.

Leptin merupakan hormon yang berfugsi untuk memberi isyarat kenyang pada tubuh.

Baca juga: Simak, 9 Alasan Sehat untuk Berhenti Minum Soda

2. Mengonsumsi makanan kaleng

Ilustrasi. Ilustrasi.
anyak makanan kaleng yang tinggi kandungan bisphenol-A, atau BPA.

Menurut Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan, senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Paparan terhadap BPA dapat menyebabkan lonjakan abnormal pada leptin.

Menurut peneliti dari Harvard University, lonjakan leptin menyebabkan nafsu makan meningkat dan obesitas.

Baca juga: Makanan Cepat Saji Bisa Bikin Bad Mood, Ini Penjelasannya

3. Sarapan dengan porsi yang kurang

Ilustrasi sarapanVeranikaSmirnaya Ilustrasi sarapan

Riset dari University of Cambridge telah mebuktikan sarapan dengan kandungan 300 kalori dapat meningkatkan obesitas dua kali lipat dibanding mereka yang sarapan dengan 500 kalori.

Hal ini dapat dibuktikan setelah periset meneltiti 6.764 peserta dengan kesehatan yang baik selama hampir empat tahun.

Ini disebabkan karena sarapan dalam porsi besar membuat gula darah dan insulin mengalami kenaikan yang kecil.

Pada akhirnya, hal ini membuat keinginan untuk mengonsumsi camilan berkurang.

Sebagai alternatif, kita bisa menambahkan protein pada menu sarapan kita.

Menurut riset terbaru, sarapan dengan 30 hingga 39 gram protein tingi seperti sosis dan telur dapan membuat kita merasa kenyang lebih lama.

Baca juga: Ingin Turunkan Berat Badan? Jangan Pernah Lewatkan Sarapan

4. Tidak mengonsumsi sayuran hijau

Ilustrasi sayuranpada smith Ilustrasi sayuran
Sayuran hijau kaya akan kandungan folat dan vitamin B esensial yang membentu melawan depresi, kelelahan dan penambahan berat badan.

Dalam sebuah riset, diet tinggi folat dapat mengurangi bobot tubuh 8,5 kali lebih banyak daripada mereka yang mengonsumsi makanan rendah folat.

Sayuran hijau dapat membantu mengurangi rasa lapar. Nah, sebagai menu pilihan terbaik, cobalah untuk mengonsumsi selada, bayam, collar green dan Radicchio.

Baca juga: Konsumsi Sayur dan Buah Mentah Mampu TIngkatkan Kesehatan Mental

5. Tidak mengonsumsi teh hitam

Ilustrasi teh hitamSasaJo Ilustrasi teh hitam

Menurut riset dalam Journal of American College of Nutrition, minum satu cangkir teh hitam setelah mengonsumsi karbohidrat tinggi dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 10 persen selama 2,5 jam setelah makan.

Ini berarti teh hitam dapat membuat kita merasa kenyang lebih lama dan lebih sedikit mengidam makanan.

Para peneliti percaya jika senyawa polifenol dalam teh hitam dapat menekan rasa lapar.

Baca juga: Minum Teh Hitam Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan

6. Kurang mengonsumsi air putih

Ilustrasi minum airshark_749 Ilustrasi minum air
Dehidrasi seringkali menjelma sebagai rasa lapar.

Jika kita baru saja makan dan masih merasa lapar, munumlah segelas air sebelum kembali mengonsumsi makanan.

Setelah mengonsumsi air, rasa lapar kemungkinan besar akan berkurang.

Minum segelas air saat sebelum makan juga bisa menurunkan berat badan.

Riset dari Virginia Tech menemukan orang berusia lanjut yang minum dua cangkir air sebelum makan, mengonsumsi 75 dan 90 kalori lebih sedikit.

Mereka yang meningkatkan konsumsi air sebelum makan akan kehilangan sekitar bobot tubuh 5 kilogram lebih banyak selama 12 minggu.

Baca juga: Bahayanya Diet Hanya Minum Air Putih Saja, Tanpa Makan

7. Merasa bosan

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Para peneliti di Australia menemukan bayangan visual dapat membantu menahan nafsu makan.

Untuk menguji diri kita, coba bayangkan satu porsi besar steak yang siap kita santap.

Jika kita benar-benar lapar, steak akan tampak menarik.

Tetapi jika itu tidak menggoda, kemungkinan kita hanya merasa bosan dan butuh selingan, bukan makanan.

Jadi, saat perut merasa lapar, cobalah mengalihkannya dengan kegiatan 'pembunuh' bosan, seperti main game.

Baca juga: Pola Diet dan Makan Sehat Sesuai Bentuk Tubuh

8. Mengonsumsi sereal cepat saji

Sereal untuk sarapanChamilleWhite Sereal untuk sarapan
Jika kita masih merasa lapar setelah mengonsumsi semangkuk sereal untuk sarapan atau camilan larut malam, cobalah ganti dengan mengonsumsi havermut.

Berdasarkan riset dari Louisiana State University, mengonsumsi oatmeal membuat kita merasa kenyang lebih lama dibandingkan mereka yang mengonsumsi sereal siap saji.

Hal ini terbukti setelah periset meneliti 46 orang dewasa yang mengonsumsi 363 kalori oatmeal.

Menurut peneliti, peningkatan rasa kenyang bisa dikaitkan dengan viskositas oatmeal. Serat pada oat lebih mudah larut daripada sereal pada umumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com