KOMPAS.com — Sebuah ingatan akan masa yang telah lalu, alias nostalgia, bisa membawa kembali rasa bahagia, kenangan pahit, atau rasa rindu. Namun, kita semua akan sulit menghindari munculnya nostalgia.
Nostalgia bisa muncul dari hal-hal kecil, seperti fitur pengingat dari Facebook, wangi parfum, atau mendengar sekilas lirik lagu tertentu, yang kemudian membuat perasaan bergejolak karena mengingat sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu.
Para pakar psikologi mempelajari nostalgia dan meyakini bahwa secara umum emosi ini memiliki efek positif yang kuat terhadap kesehatan mental.
Meski demikian, terkadang nostalgia bisa terasa sebagai ketakutan ketimbang kenyamanan. Faktanya, nostalgia juga bisa diartikan sebagai kondisi psikologis yang menyebabkan kecemasan, insomnia, dan depresi.
Mengapa nostalgia bisa sangat membuat nyaman, namun juga sangat mengerikan? Jawabannya rumit, namun itulah nostalgia.
Pertama-tama, kita perlu memahami mengapa nostalgia bisa menjadi sesuatu yang baik. Sebuah studi di 2008 menemukan bahwa mostalgia meningkatkan persepsi sejumlah orang terhadap dukungan sosial, yang tentu saja bisa melawan rasa kesepian.
Para peneliti riset tersebut menjelaskan bahwa ketika kita bernostalgia atau memikirkan tentang hal lampau, kita biasanya juga memikirkan tentang hubungan dekat atau tempat yang penting bagi kita.
Pikiran-pikitan tersebut akan membuat kita merasa mendapat dukungan dari mereka yang memedulikan kita.
Baca juga: Waspadai, Efek Negatif dari Kesepian
Studi lainnya yang dilakukan pada 2013, menemukan bahwa orang-orang yang gemar bernostalgia juga cenderung lebih optimis menghadapi masa depan.
"Nostalgia membuat orang mampu merasakan nilai-nilai dari diri mereka," kata peneliti studi, Tim Wildschut, PhD.
Pakar nostalgia Krystine Batcho, PhD mengatakan, nostalgia juga membawa suka dan duka hidup karena mengingatkanmu tentang sejumlah perubahan dan kayanya sebuah kehidupan.
Pada waktu-waktu sulit, perhatian kita terhadap masa lampau bisa menguatkan kita dengan mengingatkan kita bagaimana kita bertahan akan sesuatu, kehilangan, terluka, gagal, atau sial.
"Saat kita sedih atau kecil hati, nostalgia akan mengingatkan bahwa kita adalah orang yang sama yang pernah bahagia, kuat dan produktif. Meskipun sebagian orang bisa tidak nyaman memikirkan masa lampau dan membuat mereka depresi," kata Dr. Batcho kepada American Psychological Association (APA).
Baca juga: Situasi yang Bisa Bikin Hubungan Kita dan Sahabat Putus
Menurut penulis The Future of Nostalgia, Svetlana Boym, ada dua tipe nostalgia, yakni restoratif dan reflektif.