Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Isser Bangun Badass Monkey dengan Modal Nekat

Kompas.com - 29/06/2018, 09:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isser tak menyangka, bisnis yang dimulai tanpa modal sepeser rupiah, kini bisa besar dan menghidupi keluarga.

Bernama lengkap Isser James, kolektor sneaker ini merupakan pemilik Badass Monkey, gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.

Memulai bisnis pada 2014, Isser mengawali dari kecintaannya terhadap sneaker.

Isser yang berasal dari keluarga 'pas-pasan' merasa perlu mencari cara agar bisa memenuhi hasratnya terhadap sneaker, namun tak mengganggu uang hasil kerjanya di kantor.

Bermodal nekat, ia pun keluar dari pekerjaan kantoran, dan langsung terjun membuka titip jual sneaker di lapak online miliknya.

Keputusan Isser bukan tanpa rintangan. Dia sempat diragukan keluarga karena keuntungan awal-awal sangat kecil, Rp 100.000 per barang terjual. Belum lagi dulu dia masih memakai sistem mengantarkan langsung barang-barangnya, sehingga memangkas keuntungan.

"Nyokap gue selalu nanya, apa lu bisa hidupin keluarga lu? Tapi, gue punya tekad, bisa," kata Isser kepada KOMPAS.com.

Dan beruntung, katanya, perkembangan usaha jual beli streetwear premium miliknya kini berkembang pesat.

Suasana toko Badass Monkey, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018). Badass Monkey merupakan gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBEL Suasana toko Badass Monkey, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018). Badass Monkey merupakan gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.
Isser pernah membuka tiga cabang, namun memilih untuk menutup dua, demi menaruh fokus di satu gerai yang kini bertempat di kawasan Jakarta Selatan.

"Gue cukup bangga bisa kasih nafkah anak istri gue dari pekerjaan yang dimulai dari hobi," ujar Isser.

Selektif

Karena memulai dari hobi dan kecintaan terhadap sneaker, usahanya pun diakui sangat berbeda dari gerai titip jual lain.

Badass Monkey, lanjut Isser, hanya menjual barang-barang yang dianggap berkualitas dan laik.

Suasana toko Badass Monkey, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018). Badass Monkey merupakan gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBEL Suasana toko Badass Monkey, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018). Badass Monkey merupakan gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.
"Gue pilih sendiri artikel, dan gak seperti titip jual lain yang ada semua, gue ada identitas sendiri. Karena menurut gue udah cukup lama di dunia sneaker, harusnya banyak belajar, dan bisa nentuin mana yang bagus dan enggak untuk dijual," ungkap Isser.

Salah satu efek positif dari sikap selektifnya, dia seringkali dipercaya untuk titip jual barang langka, misalnya, Air Max 1 "Albert Heijn". Sneaker langka ini menjadi salah satu prestasi, karena menjadi barang termahal yang pernah dia jual.

"Harganya mungkin sekelas mobil Alphard," ujar Isser.

Owner Badass Monkey Isser berpose di Toko Badass Monkey, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018). Badass Monkey merupakan gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.

KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Owner Badass Monkey Isser berpose di Toko Badass Monkey, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018). Badass Monkey merupakan gerai yang menjual barang-barang streetwear premium, mulai dari Nike, Adidas, Vans, Anti Social Social Club, BAPE, Supreme dan lain-lain.
Selain barang dengan harga mahal, dia juga pernah mendapati pembeli yang memintanya tidak boleh berdiri di hadapan dia, melainkan berlutut.

Bahkan Isser pun diminta untuk memasangkan sepatu ke kaki pembeli.

"Menariknya, gue sama sekali enggak benci, tapi anggap ini unik. Karena gue berprinsip untuk melakukan apa pun di bisnis ini, selama halal dan benar," ungkap Isser.

Karena itu, dia berpesan kepada semua pecinta sneaker, jika ingin memulai bisnis dari hobi, pastikan untuk berlandaskan kecintaan.

"Kadang, meskipun sudah cinta bisa juga hasilnya enggak sesuai ekspektasi. Apalagi enggak dilandaskan cinta," ujar Isser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com