Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih Tabir Surya yang Tidak Berbahaya untuk Biota Laut

Kompas.com - 29/06/2018, 16:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Walau dapat melindungi kulit dari bahaya sinar matahari, tapi memakai tabir surya ketika snorkeling atau menyelam dapat merusak terumbu karang dan biota laut lainnya.

Hal itu karena zat-zat kimia dalam produk tabir surya bisa merusak perkembangan karang dan juga genetik ikan.

Bila Anda ingin menghabiskan banyak waktu dengan menikmati keindahan bawah laut namun tak ingin merusak lingkungan, pilihlah tabir surya dengan kandungan zat kimia yang aman.

Menurut Dr.Craig A.Downs Ph.D, direktur eksekutif Haereticus Environmental Laboratory, yang berbahaya adalah zat kimia bernama oxybenzone dan octinoxate, serta paraben.

Sebagai alternatif aman dari zat kimia tersebut, pilih tabir surya yang mengandung non-nano titanium dioxide.

Baca juga: Mengapa Tabir Surya Berbahaya untuk Terumbu Karang dan Ikan

Selain itu, jangan menggunakan tabir surya dengan kadar SPF terlalu tinggi.

"Produk dengan kadar SPF yang tinggi sebenarnya sama saja perlindungannya terhadap radiasi ultraviolet dengan produk SPF 30. Jadi tabir surya dengan SPF 30 sudah cukup," kata Downs.

Untuk memberi perlindungan maksimal, pilih produk yang tahan air dan dipakai ulang setiap 80-90 menit.

Kita juga bisa memilih produk dengan formula organik, memiliki label "ocean safe" atau pun yang tidak mengandung pewangi.

Brian A.Guadagno, pendiri Raw Elements, perusahaan tabir surya dari Hawaii, menyarankan untuk menghindari produk tabir surya yang disemprot karena zat-zat kimianya sangat kecil dan mudah menyebar.

Untuk melindungi kulit, sebaiknya gunakan pakaian renang yang memang memiliki bahan pelindung dari ultraviolet.

"Pakaian renang dengan UPF rating akan mencegah sinar matahari menembus bahan pakaian," kata Guadagno.

Jika kita sudah memakai pakaian renang yang memiliki perlindungan, cukup gunakan tabir surya pada wajah, leher, atau tangan.

"Jumlah tabir surya yang kita pakai akan jauh berkurang," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com