Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ide "Patchwork" Elhaus dari Indonesia Tarik Perhatian Urban Outfitters

Kompas.com - 30/06/2018, 12:45 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

Tujuan utama Bekraf membawa Elhaus dan empat merek fesyen Tanah Air ke ajang Agenda Show memang adalah untuk membuka peluang pasar bagi produk Indonesia.

Baca juga: Bekraf Bawa 5 Brand Lokal ke AS, demi Tunjukkan Eksistensi Indonesia

Sehingga, jika nanti Urban Outfitters merealisasikan rencana menggandeng Elhaus, maka perjuangan dua sahabat SMA, Adityo dan Raven untuk hadir di Long Beach bakal terbayar lunas.

Elhaus, bersama empat merek lainnya, sebelumnya menyisihkan 121 peserta seleksi yang digelar Bekraf untuk berangkat ke Agenda Show.

Menswear

"Pada awalnya memang kita terkenal banget dengan produksi jins," ungkap Adityo saat kembali berbincaang pada hari kedua gelaran Agenda Show, Jumat (29/6/2018). 

"Tapi waktu awalnya masih yang ngasal banget lah, sambil kuliah. Impor bahan salvage tapi gagal, gak bisa masuk karena gak punya ijin, ilang duit, ya gitu-gitu deh," kata Adityo.

Saat sudah berhasil memproduksi jins pun, Adit mengaku penanganannya masih dilakukan dengan cara seadanya. "Jualnya juga masih titip jual ke toko-toko," ujarnya.

"Baru pas kelar kuliah, mulai diseriusin," kata lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB ini.

Setelah mulai terkenal dengan jins, Elhaus perlahan membuka produksi untuk ide awal mereka, membuat menswear.

Hingga saat ini, Elhaus dikenal dengan produk jaket bergaya military, bersentuhan Patchwork, yang menggabungkan sejumlah bahan menjadi produk yang menarik. 

"Jadi lumayan lah, kita sekarang udah pesen bahan dengan desain sendiri, udah ada penjahit yang cukup mampu bikin seperti apa yang kita mau," kata dia.

Trent Robson, dari jaringan peritel fesyen AS Urban Outfitters Trent Robson, dari jaringan peritel fesyen AS Urban Outfitters

Adit sempat bercerita, sulit menemukan tukang jahit yang mau menerima pekerjaan dengan desain Patchwork yang mengawinkan banyak bahan dan sarat jahitan, khas Elhaus.

"Kita sih ongkos mahal enggak apa-apa kita bayar, tapi emang gak banyak yang mau," tuturnya.

Sebagai gambaran, seorang penjahit Elhaus mampu menyelesaikan hampir 24 potong pakaian polos dalam sehari. "Kalau ada motifnya, karena harus samain pattern, jadi agak lama, bisa 12 potong sehari."

Tapi, kata Adit, untuk produk jaket yang sekarang jadi ujung tombak Elhaus, seorang penjahit hanya mampu merampungkan satu jaket sehari.  "Jadi beda banget waktunya," kata dia.

Kendati demikian, bukan berarti Elhaus bakal tak mampu bergandengan dengan Urban Outfitters.

"Kami sebelum ini sudah bicara dengan pihak lain yang mampu mengerjakan produk dalam kapasitas lebih besar," tutup Adityo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com