Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2018, 12:23 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Tak mudah untuk mendapatkan Hèrmes di gerai aslinya. Pasalnya pembeli harus menunggu antrean panjang dan memang gerai itu membatasi produksinya.

Terkadang kita harus menunggu karena stok terbatas, atau bahkan ditolak, seperti yang dialami oleh beberapa orang, termasuk pangeran dari Qatar.

Keadaan ini dilirik sebagai celah keuntungan bagi beberapa orang, salah satunya Judy Taylor, pemilik Madison Avenue Couture, reseller barang-barang mewah seperti Hermès, Fendi, Gucci hingga Chanel. 

"Alasan kami ada, karena orang-orang akhirnya menjadi males (dengan sistem antrean Hermès),” kata Taylor yang menjual barang-barang di atas harga barang barunya, dikutip dari New York Post.

Banyak pelanggan tidak keberatan membeli tas bekas dengan harga lebih tinggi karena memang tas-tas ini harganya terus naik dan sering dijadikan investasi.

Bisnis semacam ini, termasuk milik Taylor, kian berkembang seiring berjalan waktu. Bahkan, bisnis ini disebut-sebut mengumpulkan 200 juta dollar AS selama beberapa tahun terakhir. 

Uang itu digunakan para pelakunya untuk membeli tas-tas label mewah untuk dijual lagi. Dengan begitu mereka selalu punya persediaan dan bisa memenuhi permintaan pelanggan.

Dalam bisnis ini, mereka harus pintar mencari persediaan, seperti membeli tas dari pembeli kelas atas yang gemar gonta-ganti model dan warna tas. 

“Kamu tidak bisa masuk ke toko Hermès dan berkata 'Saya ingin Kelly 28cm' dan ditunjukkan berbagai tas," kata Taylor.

Karena faktanya, pelanggan akan diberi tahu barang tersebut tidak ada, diarahkan ke barang lain atau sama sekali dibiarkan. 

“Kami memiliki seorang pangeran dari Qatar yang membeli lima tas Birkin dalam warna yang berbeda dari kami setelah dia pergi ke toko Hèrmes di Beverly Hills dan tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya,” kata Ben Hemminger, kepala eksekutif Fashionphile, reseller barang mewah dengan tiga toko di California.

Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah 19 tahunnya, Fashionphile pada bulan Agustus membuka butik di Madison Avenue dan 75th Street, bergabung dengan toko RealReal yang baru dibuka di Soho dan toko Rebag di Soho dan di Madison Avenue.

“Kami dulu adalah satu-satunya pemain ketika kami pertama kali memulai, tetapi ada begitu banyak uang di bisnis ini sehingga banyak yang ikut,” kata Hemminger kepada The Post.

Pendapatan Fashionphile telah tumbuh 50 persen setahun selama satu dekade terakhir, menjadi 61 juta USD pada tahun 2017.

Menurut Hemminger, dia memiliki 9.000 Gucci, Chanel, Fendi, Prada dan tas Hermès dalam persediaan.

Halaman:
Sumber nypost.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com