Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang Sampah di Bioskop dan Sulitnya Menjaga Kebersihan

Kompas.com - 03/07/2018, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Angka tersebut terus meningkat. Jumlah petugas yang bertanggungjawab membersihkan ruang bioskop pun bertambah, dari 9.700 di 2014 menjadi 11.830 di 2015.

GV meluncurkan kampanye "Just Bin It" di 2012. Kampanye tersebut diluncurkan untuk mengajak para pengunjung bioskop membuang sampahnya masing-masing seusai nonton.

Pada 2015, kampanye ini kembali dilakukan lewat layar bioskop. Hasilnya positif. Jumlah sampah bioskop turun pada 2016 sekitar 15 persen di 11 bioskop GV.

Budaya bersih

Sejumlah negara sudah memiliki pola hidup disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan. Bukan cuma dalam bioskop, namun kebersihan lingkungan secara umum dan luas.

Salah satunya adalah Jepang. Kebiasaan positif ini kembali menuai pujian setelah foto para suporter tim nasional Jepang yang memunguti sampah seusai pertandingan Jepang melawan Kolombia pada fase grup Piala Dunia 2018 beredar.

Sikap tersebut ternyata memang dibentuk sejak dini oleh masyarakat Jepang.

Scmott North, Profesor Sosiologi di Osaka University kepada BBC mengatakan bahwa membersihkan stadion sepak bola setelah pertandingan adalah perpanjangan dari tingkah laku dasar yang diajarkan di sekolah, dimana para siswa diminta membersihkan ruang kelas dan gang masuk setelah sekolah.

Pada gelaran sebesar Piala Dunia para warga Jepang menunjukkan kebanggaan dari gaya hidup mereka dan membaginya kepada kita semua.

"Dengan kebiasaan rutin sejak kecil, tingkah laku tersebut kemudian menjadi kebiasaan kebanyakan warga Jepang," kata Prof. North.

Kota Calgary di Kanada juga menjadi contoh lainnya sebagai salah satu kota terbersih di dunia.

Di Calgary, membuang sampah ke luar kendaraan saja bisa dikenai denda hingga ribuan Dollar Kanada dan aturan tersebut memberikan dampak positif bagi Calgary.

Negara tetangga, Singapura juga menjadi salah satu kota sekaligus negara terbersih di dunia berkat sederet aturan dan mahalnya denda yang dikenakan.

Membuang botol minum sembarangan, misalnya, bisa dikenai denda hingga 1.000 SGD (sekitar Rp 10,5 juta) dan mengulangi kesalahan yang sama bisa dikenai denda hingga 5.000 SGD (sekitar Rp 52,8 juta).

Singapura juga memberlakukan denda bagi mereka yang membuang sampah permen karet sembarangan sebesar 100 SGD (sekitar Rp 1 juta) dan sejumlah aturan disiplin lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com