Meskipun ada petugas bioskop, namun membuang sampah sendiri akan meringankan pekerjaan mereka. Sebab, sebenarnya mereka hanya punya sedikit waktu untuk membersihkan teater sebelum film berikutnya diputar.
Masalah sampah bioskop ternyata bukan masalah baru. Di Inggris, misalnya, sempat ada wacana pelarangan popcorn masuk bioskop.
Popcorn, makanan yang dinggap identik dengan kegiatan nonton di bioskop, dinilai membuat ruang bioskop kotor dan berisik karena suara mengunyah yang dilakukan pengunjung selama menonton.
Laman Channel NewsAsia pada 2016 lalu juga permah memuat artikel, soal jumlah sampah bioskop di pusat perbelanjaan VivoCity, Singapura yang mencapai 109,200 kg pada 2014.
Dari data operator film bioskop terbesar di Singapura, Golden Village (GV), sebanyak 2.100kg sampah bioskop dihasilkan setiap minggunya, hanya dari bioskop di VivoCity.
Angka tersebut terus meningkat. Jumlah petugas yang bertanggungjawab membersihkan ruang bioskop pun bertambah, dari 9.700 di 2014 menjadi 11.830 di 2015.
GV meluncurkan kampanye "Just Bin It" di 2012. Kampanye tersebut diluncurkan untuk mengajak para pengunjung bioskop membuang sampahnya masing-masing seusai nonton.
Pada 2015, kampanye ini kembali dilakukan lewat layar bioskop. Hasilnya positif. Jumlah sampah bioskop turun pada 2016 sekitar 15 persen di 11 bioskop GV.
Budaya bersih
Sejumlah negara sudah memiliki pola hidup disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan. Bukan cuma dalam bioskop, namun kebersihan lingkungan secara umum dan luas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.