Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang Sampah di Bioskop dan Sulitnya Menjaga Kebersihan

Kompas.com - 03/07/2018, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sampah yang berserakan di dalam bioskop dan rendahnya kesadaran orang untuk menjaga kebersihan di ruang teater menjadi masalah di banyak negara.

Di Indonesia, persoalan sampah bioskop ini hangat dibicarakan setelah akun Instagram @cinema.21 memposting anjuran bagi para pengunjung bioskop untuk membantu kerja para petugas bioskop dengan cara membuang sampah masing-masing setelah menonton.

Hal yang mengejutkan, tak sedikit warganet yang mempertanyakan dan protes dengan anjuran tersebut.

Alasannya banyak. Mulai dari merasa sudah bayar, beralasan tidak ada sampah terdekat, hingga menganggap "kan sudah ada petugas kebersihan. Nanti apa kerja dia?"

Kolom komentar akun @cinema.21 pun dibanjiri komentar warganet lainnya yang tak habis pikir dengan pola pikir sejumlah pengunjung bioskop yang enggan membuang sampahnya sendiri.

Banyaknya sampah yang harus dibersihkan sering tak berbanding dengan jumlah petugas kebersihan. Terkadang, para petugas itu hanya memiliki waktu sedikit di antara jeda film.

Buang sampah usai menonton

Membuang sampah secara mandiri memang belum jadi kebiasaan di sejumlah negara. Termasuk dalam hal membawa sampah sendiri setelah menonton di bioskop.

Beberapa media baik lokal maupun internasional juga pernah memuat artikel mengenai theater ettiquete alias etiket saat berada di bioskop, yang salah satunya adalah anjuran untuk membuang sampah sendiri.

Laman Reader's Digest, mengingatkan agar pengunjung bioskop tidak meninggalkan popcorn atau makanan lainnya yang mereka bawa ke dalam bioskop, di lantai, kursi, atau area lain.

Meskipun ada petugas bioskop, namun membuang sampah sendiri akan meringankan pekerjaan mereka. Sebab, sebenarnya mereka hanya punya sedikit waktu untuk membersihkan teater sebelum film berikutnya diputar.

Masalah sampah bioskop ternyata bukan masalah baru. Di Inggris, misalnya, sempat ada wacana pelarangan popcorn masuk bioskop.

Popcorn, makanan yang dinggap identik dengan kegiatan nonton di bioskop, dinilai membuat ruang bioskop kotor dan berisik karena suara mengunyah yang dilakukan pengunjung selama menonton.

Laman Channel NewsAsia pada 2016 lalu juga permah memuat artikel, soal jumlah sampah bioskop di pusat perbelanjaan VivoCity, Singapura yang mencapai 109,200 kg pada 2014.

Dari data operator film bioskop terbesar di Singapura, Golden Village (GV), sebanyak 2.100kg sampah bioskop dihasilkan setiap minggunya, hanya dari bioskop di VivoCity.

Angka tersebut terus meningkat. Jumlah petugas yang bertanggungjawab membersihkan ruang bioskop pun bertambah, dari 9.700 di 2014 menjadi 11.830 di 2015.

GV meluncurkan kampanye "Just Bin It" di 2012. Kampanye tersebut diluncurkan untuk mengajak para pengunjung bioskop membuang sampahnya masing-masing seusai nonton.

Pada 2015, kampanye ini kembali dilakukan lewat layar bioskop. Hasilnya positif. Jumlah sampah bioskop turun pada 2016 sekitar 15 persen di 11 bioskop GV.

Ilustrasipexel Ilustrasi
Budaya bersih

Sejumlah negara sudah memiliki pola hidup disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan. Bukan cuma dalam bioskop, namun kebersihan lingkungan secara umum dan luas.

Salah satunya adalah Jepang. Kebiasaan positif ini kembali menuai pujian setelah foto para suporter tim nasional Jepang yang memunguti sampah seusai pertandingan Jepang melawan Kolombia pada fase grup Piala Dunia 2018 beredar.

Sikap tersebut ternyata memang dibentuk sejak dini oleh masyarakat Jepang.

Scmott North, Profesor Sosiologi di Osaka University kepada BBC mengatakan bahwa membersihkan stadion sepak bola setelah pertandingan adalah perpanjangan dari tingkah laku dasar yang diajarkan di sekolah, dimana para siswa diminta membersihkan ruang kelas dan gang masuk setelah sekolah.

Pada gelaran sebesar Piala Dunia para warga Jepang menunjukkan kebanggaan dari gaya hidup mereka dan membaginya kepada kita semua.

"Dengan kebiasaan rutin sejak kecil, tingkah laku tersebut kemudian menjadi kebiasaan kebanyakan warga Jepang," kata Prof. North.

Kota Calgary di Kanada juga menjadi contoh lainnya sebagai salah satu kota terbersih di dunia.

Di Calgary, membuang sampah ke luar kendaraan saja bisa dikenai denda hingga ribuan Dollar Kanada dan aturan tersebut memberikan dampak positif bagi Calgary.

Negara tetangga, Singapura juga menjadi salah satu kota sekaligus negara terbersih di dunia berkat sederet aturan dan mahalnya denda yang dikenakan.

Membuang botol minum sembarangan, misalnya, bisa dikenai denda hingga 1.000 SGD (sekitar Rp 10,5 juta) dan mengulangi kesalahan yang sama bisa dikenai denda hingga 5.000 SGD (sekitar Rp 52,8 juta).

Singapura juga memberlakukan denda bagi mereka yang membuang sampah permen karet sembarangan sebesar 100 SGD (sekitar Rp 1 juta) dan sejumlah aturan disiplin lainnya.

Sedikit melihat ke dalam negeri, sampah puntung rokok juga menjadi salah satu sampah yang paling sering kita lihat bertebaran di jalan.

Di Hong Kong, hal itu tak akan terjadi. Bahkan sejumlah regulasi diterapkan agar masyarakat tak merokok sembarang tempat, terutama dalam ruangan. Seperti ruang publik, restoran, bar, serta beberapa fasilitas luar ruangan seperti sekolah, tempat wisata, fasilitas transportasi umum, dan lainnya.

Mereka yang ketahuan merokok di tempat yang dilarang akan dikenai denda hingga 1.500 HKD (sekitar Rp 2,7 juta).

Masyarakat Hong Kong tetap boleh merokok di pinggir jalan. Namun, di tempat yang telah disediakan. Beberapa tempat sampah di pinggir jalan juga memang disiapkan untuk itu, sehingga masyarakat tak sembarang membuang abu dan puntung rokoknya di jalan.

Tak seperti pemandangan di tanah air, dimana masih ada saja masyarakat yang merokok dekat dengan tanda larangan merokok, masyarakat Hong Kong patuh dengan aturan tersebut.

Di sana, kita bisa melihat beberapa orang berdiri dan berkumpul dekat tempat sampah sambil merokok. Mereka baru melanjutkan aktivitasnya kembali ketika rokok mereka sudah dimatikan dan dibuang ke tempat sampah.

Nah, begitu luar biasa disiplin warga masyarakat di sejumlah daerah soal sampah dan menjaga kebersihan. Denda-denda yang diberlakukan bagi mereka yang melanggar pun tidak murah.

Bisa dibayangkan, denda yang begitu mahal diterapkan, demi kebersihan lingkungan.

Kini, menjaga kebersihan tak hanya perihal membuang sampah sendiri seusai nonton di bioskop, namun juga menjadikan pola disiplin menjaga kebersihan menjadi bagian dari keseharian kita.

Apakah kita sudah siap menerapkannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com