Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Alternatif Pengganti Sedotan Plastik, Mau Coba?

Kompas.com - 03/07/2018, 20:15 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan sedotan plastik dalam beberapa bulan terakhir menjadi perbincangan. Salah satunya karena rencana Inggris Raya melarang penggunaan sedotan plastik sekali pakai yang tidak bisa didaur ulang dengan cepat.

Sedotan plastik selalu masuk dalam 10 besar sampah yang mencemari lautan. Hampir 90 persen sampah di laut mengandung plastik dan setidaknya 8 juta ton plastik mencemari lautan di dunia setiap tahun.

Ini seperti mengosongkan truk berisi sampah plastik ke laut setiap menit.

Menurut data penelitian Divers Clean Action, perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.2 juta batang, atau jika dibentangkan jaraknya sama seperti 5 kali perjalanan pulang pergi Jakarta-Papua.

Sedotan sebetulnya memang tak selalu benar-benar dibutuhkan ketika kita minum. Menolak pemberian sedotan bisa menjadi langkah sederhana yang bisa dilakukan setiap individu untuk mengurangi sampah sedotan plastik.

Baca juga: Memerangi Sedotan Plastik di Hari Bumi

Jika memang harus menggunakan sedotan, kita bisa menggunakan sedotan alternatif yang tidak terbuat dari plastik.

Berikut lima sedotan alternatif untuk mengganti sedotan plastik yang biasa kamu pakai:

1. Sedotan jerami

Jauh sebelum hari-hari modern ketika orang mengkonsumsi minuman dengan sedotan plastik dan kertas, orang-orang sudah mengkonsumsi minuman menggunakan batang rumput gandum dan gandum hitam.

Sedotan ini masih ada hingga sekarang meski terdengar cukup aneh. Sedotan jerami ramah lingkungan dan bisa menjadi alternatif sedotan plastik.

2. Sedotan kertas

Ilustrasi sedotan kertasGCapture Ilustrasi sedotan kertas
Sedotan kertas dibuat oleh Marvin Stone dari Washington DC, Amerika Serikat. Menurut Lemelson Center for the Study of Invention and Innovation, Stone tidak menyukai sedotan jerami yang meninggalkan residu tak menyenangkan ketika rusak.

Stone kemudian menggulung kertas di sekitar pensil dan mengelemnya. Kemudian pensil tersebut dikeluarkan.

Sedotan kertas bisa menjadi alternatif sedotan sekali pakai, selain sedotan plastik. Namun, sedotan kertas akan menjadi basah dan mudah robek jika direndam terlalu lama dalam air.

3. Sedotan logam

Ilustrasi sedotan logamnatalie_board Ilustrasi sedotan logam
Sedotan logam terbuat dari alumunium, stainless steel dan titanium. Jenis sedotan ini lebih ramah lingkungan daripada sedotan sekali pakai karena mereka dapat digunkan kembali.

Banyak sedotan logam yang dibuat dengan logam kualitas tinggi dan menyediakan sikat tambahan untuk mempermudah pencuciannya. Beberapa di antaranya juga bisa ditekuk.

4. Sedotan bambu

Ilustrasi sedotan bambutriocean Ilustrasi sedotan bambu
Sedotan bambu terbuat dari bambu alami yang ringan, ramah lingkungan dan bisa menjadi alternatif sedotan plastik. Sedotan jenis ini juga sesuai digunakan dalam acara-acara pesta.

5. Sedotan kaca

Kaca merupakan material yang bisa digunakan kembali dan bisa menjadi alternatif sedotan plastik. Salah satu keuntungan menggunakan sedotan kaca adalah kita bisa melihat menembus kaca, untuk memastikan apa yang kita minum bersih.

Namun, sedotan kaca sangat berisiko pecah. Strawesome, salah satu penjual sedotan kaca, merekomendasikan agar kita membersihkannya di tempat cuci piring atau menggunakan pembersih sedotan stainless steel, untuk memastikannya tetap bersih.

Namun, mengganti sedotan plastik menjadi sedotan berbahan lainnya juga menjadi perhatian banyak pihak.

Plastics Industry Association, misalnya, menyatakan lewat situsnya bahwa tantangan sebenarnya adalah menciptakan produk sedotan yang bisa didaur ulang, bukan justru mengenyahkannya.

Ada pula hal lain yang harus diperhatikan, mengenai tingkat higienis dari sedotan lain selain sedotan plastik.

"Perlu dipikirkan bagaimana restoran menjaga kebersihan sedotan tersebut dan membuatnya steril untuk digunakan kembali. Karena bakteri patogen bisa menyebar lewat sedotan dan menyebabkan penyakit seperti TBC," ujar Kyra Douglas, Senior Director of Global Regulatory affair, dari Plastics Industry Association.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com