Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2018, 21:59 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan UN Environment terbaru berjudul “Single-use Plastic, A Roadmap for Sustainability” menyebutkan bahwa kantong plastik dan styrofoam adalah produk plastik yang paling bermasalah dalam pencemaran lingkungan.

Ocean Conservancy menyebutkan 10 produk plastik yang ditemukan di berbagai pantai, termasuk di antaranya kantong plastik.

Temuan ini serupa dengan kegiatan “waste audit” yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dalam dua tahun terakhir di Kepulauan Seribu, yang juga menyebut kantong plastik sebagai salah satu produk yang banyak ditemukan terdampar di pantai dan pesisir.

Sebagai salah satu ibukota negara yang memiliki wilayah kepulauan, DKI Jakarta juga tidak luput dari permasalahan ini.

Riset yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) menemukan bahwa konsumsi kantong plastik mencapai 240 - 300 juta lembar per tahun, atau 1.900 - 2.400 ton per tahun, setara dengan berat 124 bus TransJakarta.

“Rata-rata penggunaan kantong plastik yang digunakan setiap kali berbelanja adalah 1-3 lembar kantong plastik,” jelas Tiza Mafira, Direktur Eksekutif GIDKP.

Baca juga: Jumlah Sampah Plastik Terus Meningkat

Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup membersihkan sampah plastik yang menumpuk di Kawasan Hutan Bakau Muara Angke, Jakarta, Sabtu (17/3/2018). Sampah yang memenuhi perairan seluas 7.500 meter persegi tersebut terkumpul akibat gulungan ombak yang membawa sampah ke bibir pantai.MAULANA MAHARDHIKA Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup membersihkan sampah plastik yang menumpuk di Kawasan Hutan Bakau Muara Angke, Jakarta, Sabtu (17/3/2018). Sampah yang memenuhi perairan seluas 7.500 meter persegi tersebut terkumpul akibat gulungan ombak yang membawa sampah ke bibir pantai.
Namun demikian, Indonesia memiliki berbagai inisiatif yang dilakukan untuk mengurangi sampah plastik.

Kota Banjarmasin, yang dikenal sebagai kota seribu sungai, sudah menerapkan pelarangan kantong plastik di ritel modern sejak 1 Juni 2016 .

Kemudian, Kota Balikpapan, yang merupakan kota pesisir, juga mulai menerapkan hal yang sama tepat pada hari ini, 3 Juli 2018, di ritel-ritel modern.

Tanggal 3 Juli dipilih oleh Pemerintah Kota Balikpapan karena bertepatan dengan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia. Kota Padang dan Kota Cimahi dikabarkan akan menyusul juga dalam beberapa bulan kedepan.

Dukungan masyarakat dalam upaya pengurangan sampah plastik ini dibuktikan dengan petisi #pay4plastic yang dikampanyekan oleh GIDKP sejak tahun 2013 dan hingga kini telah mencapai lebih dari 70,000 tanda tangan.

Petisi tersebut membuahkan hasil pada tahun 2016 dengan diujicobakannya “Kantong Plastik Tidak Gratis” di 23 kota besar di Indonesia. Uji coba tersebut berhasil mengurangi konsumsi kantong plastik hingga 55%.

Baca juga: Yuk, Sama-Sama Kurangi Sampah Plastik

Ilustrasi sampah plastik di pantaiUtopia_88 Ilustrasi sampah plastik di pantai
Produk alternatif pengganti kantong plastik pun mulai banyak berkembang. Sejak diberlakukannya penghentian penggunaan kantong plastik, Kota Banjarmasin gencar mengenalkan tas bakul purun sebagai pengganti kantong plastik sekali pakai .

Begitupun di DKI Jakarta, Project Semesta gencar mengenalkan model “bulk store” untuk mengajak masyarakat mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.

Hal ini disampaikan oleh Rinda Liem selaku pendiri Project Semesta. “Project Semesta hadir untuk memberikan pengalaman berbelanja tanpa kemasan plastik sekali pakai.Dengan model ini, kami mengajak masyarakat untuk membawa wadah sendiri yang bisa digunakan ulang.”

Melihat efek bola salju dari pengurangan sampah kantong plastik, pemerintah daerah mulai menunjukkan komitmennya untuk mulai membahas strategi pengurangan sampah kantong plastik di daerah masing-masing yang kemudian dilanjutkan dengan proses penyusunan kebijakan.

Komitmen tersebut dideklarasikan oleh 24 kabupaten/kota pada lokakarya yang dilakukan di Kota Banjarmasin pada bulan April 2018 lalu .

Baca juga: Lima Alternatif Pengganti Sedotan Plastik, Mau Coba?

“Kami mendorong DKI Jakarta dan kota lainnya untuk mengikuti model yang diterapkan di Banjarmasin dan Balikpapan dalam pengurangan sampah kantong plastik,” lanjut Tiza, yang juga telah menerima pengakuan dari UN Environment sebagai Ocean Hero 2018.

Adapun gerakan ini juga didukung berbagai industri lewat kampanye. Beberapa restoran cepat saji dikabarkan sudah tidak lagi menyediakan sedotan plastik untuk mengurangi sampah plastik.

The Body Shop Indonesia, dalam kampanye di acara Car Free Day Jakarta misalnya, mengajak masyarakat tidak lagi menggunakan sedotan plastik.

Baca juga: Memerangi Sedotan Plastik di Hari Bumi

Banyak pusat perbelanjaan tidak lagi menggratiskan tas plastik untuk pembeli. Dengan membayar, pembeli diharapkan sadar dan membawa tas belanja sendiri yang bisa digunakan berkali-kali.

Selain mengurangi penggunaan plastik, cara lain mengurangi sampah plastik adalah mendaur ulang limbah plastik menjadi barang baru. Hal ini misalnya dilakukan adidas dengan membuat kaos, jaket, maupun sepatu menggunakan limbah plastik.

Baca juga: Melawan Sampah Plastik, Berlari hingga Pakai Sedotan Bambu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com