Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2018, 07:45 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pijat bayi memberikan banyak sekali manfaat bagi bayi jika dilakukan langsung oleh ibunya.

Manfaatnya antara lain untuk bonding dengan ibu, tumbuh kembang yang lebih baik, bayi tidak mudah rewel, dan tidur lebih nyenyak.

Namun, bagaimana caranya dan apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan pijat bayi?

Spesialis anak Dr. Bernie Endiarini Medise, Sp. A(K), MPH menjelaskan, pijat bayi sebetulnya bisa dilakukan kapan pun. Ia menganjurkan dua atau tiga hari sekali dengan durasi sekitar 15 menit.

"Kapan waktunya? Anytime. Kalau bisa, paling tidak dua atau tiga kali," kata Bernie dalam peluncuran 'Gerakan Pijat Bayi Nasional' oleh Johnson's di Aston Kuningan Suites, Jakarta Selatan, Rabu (4/7/2018).

Namun, Bernie mengingatkan ada beberapa kondisi yang sebaiknya tidak dipilih. Misalnya, ketika anak tidak sedang lapar, mengantuk, atau bahkan baru makan.

Alasan mengapa pijat bayi sebaiknya tak dilakukan saat bayi baru selesai makan adalah karena adanya gerakan pijat pada bagian perut. Sehingga, jika perut bayi dipijat makanan yang dikonsumsi berpotensi dimuntahkan olehnya.

Selain itu, pijat harus dilakukan di lingkungan yang nyaman. Misalnya, dengan memberi alas yang datar dan nyaman bagi bayi.

Bayi juga harus dalam keadaan yang nyaman. Pastikan bayi tidak dalam keadaan sakit. Jika bayi menangis, lakukan pengecekan. Bisa jadi ia buang air kecil atau besar atau bisa juga sakit.

Gunakan lotion atau baby oil. "Karena bisa membantu tangan dan kulit bayi supaya lebih mulus dan bagus," ujarnya.

Baca juga: Bunda, Pijatlah Bayimu Sendiri dan Rasakan Manfaatnya...

Mengenai gerakannya, Bernie meminta para ibu untuk membaca buku atau menonton video cara memijat bayi. Gerakan pijat dilakukan ke seluruh bagian tubuh bayi.

Jika bagian puncak kepala bayi (ubun-ubun) masih lembut, maka hindari bagian tersebut. Namun, pastikan tetap memberi pijatan pada bagian wajah.

"Misalnya, gerakan smile (senyum) agar anak lebih banyak tersenyun. Itu juga bagus untuk pertumbuhan gigi dan pertumbuhan otot sekitar mulut," tuturnya.

Bernie menambahkan, gerakan lainnya misalnya pada bagian dada. Ibu bisa memijat bagian dada anak dengan gerakan mirip bentuk sayap kupu-kupu. Karena arahnya yang mirip sayap kupu-kupu, maka gerakan ini disebut gerakan butterfly.

Gerakan pijat lainnya adalah gerakan "I love you" pada bagian perut. Nama tersebut diambil karena arah pijatan yang seolah membentuk "hati".

Pastikan semua bagian tubuh bayi tidak ada yang luput dari pijatan lembut ini.

"Tidak harus berurutan tapi urutan itu ada agar pijatan dilakukan ke semua bagian dan tidak ada yang terlupa," katanya.

Respons bayi juga menjadi hal yang sangat penting. Ketika bayi menangis saat dipijat, ibu harus mengecek apa yang dikeluhkan bayinya. Apakah bayi pipis, buang air besar, lapar, tidak nyaman, atau alasan lainnya.

Pada dasarnya, bayi yang dipijat harus dalam keadaan sehat. Sebab, pijat bayi ini tidak sama dengan terapi pijat.

"Kalau bayi menangis, tunggu dulu jangan diteruskan. Cek dulu kenapa bayi ini menangis," kata Bernie.

Di samping itu, Bernie juga mengingatkan, stimulasi multisensori (melibatkan banyak panca indra) diutamakan.

Saat memijat bayi, ibu bisa bernyanyi atau mengajak ngobrol agar panca indra bayi terstimulasi. Jangan lakukan pijat bayi sambil menyambi aktivitas lainnya.

"Kalau tidak ibu bisa ayahnya. Lakukan sekitar 15 menit. Jangan disambi, misalnya sambil menyetrika atau main handphone," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com