Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah 4 Bagian Tubuh yang Jadi Indikator Kecerdasan?

Kompas.com - 06/07/2018, 14:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Beberapa ahli menduga, kemampuan kognitif ini kemungkinan karena orang kidal dapat menggunakan kedua sisi otak mereka lebih mudah untuk memproses informasi.

Perut (tidak) besar

Lemak tubuh tinggi dapat berdampak pada keseluruhan kesehatan, mulai dari tekanan darah hingga kesehatan jantung, tak terkecuali fungsi kognitif.

Dalam studi lima tahun lebih terhadap 2.200 orang dewasa, peneliti menemukan, orang dengan indeks massa tubuh (BMI) 20 atau kurang (kisaran BMI sehat, 18,5-24,9) dapat mengingat 56 persen kata dalam tes kosakata.

Baca juga: Minum Jus Buah Tiap Hari Tingkatkan Potensi Obesitas pada Anak

Sementara, peserta obesitas (BMI 30 atau lebih tinggi) hanya mampu mengingat 44 persen.

Terlebih lagi, ingatan dari subyek terakhir (BMI lebih tinggi) turun menjadi 37,5 persen saat diuji ulang lima tahun kemudian.

Dr Maxime Cournot, penulis utama studi tersebut menduga, hormon lemak dapat merusak sel-sel otak.

"Penjelasan lain mungkin karena obesitas merupakan faktor risiko kardiovaskular yang dikenal luas."

"Sebab, penebalan dan pengerasan pembuluh darah, yang sama terjadi dengan arteri di otak," kata Cournot kepada Telegraph.

Kepala besar

Tidak ada yang suka disebut "kepala besar," namun secara harfiah, memiliki kepala besar benar-benar bisa membuat lebih pintar.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Molecular Psychiatry memberi lebih dari 500.000 orang dalam penilaian kognitif dan fisik Inggris, sembari memeriksa sampel darah, urin, dan air liur. 

Para peneliti menemukan, orang-orang yang memiliki kepala lebih besar saat bayi memiliki skor lebih tinggi pada tes penalaran verbal-numerik.

Baca juga: Jangan Salah, Video Game Bisa Tingkatkan Kemampuan Kognitif Otak

Mereka pun lebih mungkin untuk mendapatkan gelar sarjana. 

"Hasil ini perlu memantik penelitian lebih lanjut yang akan menguak tentang mekanisme genetik spesifik dari keterkaitan yang ditemukan di sini."

"Yang kemungkinan melibatkan efek protektif dan merugikan dari varian genetik yang berbeda,” ujar para penulis studi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com