KOMPAS.com - Ketika menyusun rencana liburan, kita pasti memasukkan agenda wisata kuliner di daerah yang akan dikunjungi tersebut.
Tapi, ada satu hal yang sering dirasakan saat traveling: hilangnya nafsu makan. Alih-alih menikmati kuliner, beberapa dari kira justru merasa mual disertai rasa lelah
Konstipasi pengaruh liburan atau Vacation-Induced Constipation (VIC) bukanlah satu-satunya masalah pencernaan yang dialami saat berlibur.
Sejumlah orang merasa sulit makan ketika bepergian. Hal itu membawa dampak serius pada liburan mereka.
"Ini amat sangat umum," kata Gastroenterologi dan profesor dari NYU Langone Health, Dr. David Poppers, MD, PhD.
Untuk sejumlah orang, traveling bisa membawa banyak manfaat kesehatan. Mulai dari meningkatkan gairah seksual hingga membantu menurunkan berat badan.
Namun, untuk sebagian lainnya, traveling bisa membawa efek berbeda. Sebuah perjalanan akan membuat rutinitas hidup kita berubah. Ritme tubuhmu ikut berubah.
Poppers menjelaskan, tubuh pun akan mengalami stres, baik dalam arti positif atau negatif.
Perubahan rutinitas harian akan direspons oleh tubuh secara spontan. Hal ini dipicu oleh hormon katekolamin yang bisa membantu kira memobilisasi suatu aksi.
Tubuh kemudian merespons dengan mematikan nafsu makan secara sementara dan memperlambat pencernaan untuk mengirimkan darah ke bagian-bagian tubuh untuk memberi respons perlawanan. Umumnya ke jantung, paru-paru dan otot.
Baca juga: Jual Rumah dan Berhenti Kerja, demi Bisa Traveling Bareng Kucing...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.