Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2018, 15:36 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Ketika menyusun rencana liburan, kita pasti memasukkan agenda wisata kuliner di daerah yang akan dikunjungi tersebut.

Tapi, ada satu hal yang sering dirasakan saat traveling: hilangnya nafsu makan. Alih-alih menikmati kuliner, beberapa dari kira justru merasa mual disertai rasa lelah

Konstipasi pengaruh liburan atau Vacation-Induced Constipation (VIC) bukanlah satu-satunya masalah pencernaan yang dialami saat berlibur.

Sejumlah orang merasa sulit makan ketika bepergian. Hal itu membawa dampak serius pada liburan mereka.

"Ini amat sangat umum," kata Gastroenterologi dan profesor dari NYU Langone Health, Dr. David Poppers, MD, PhD.

Untuk sejumlah orang, traveling bisa membawa banyak manfaat kesehatan. Mulai dari meningkatkan gairah seksual hingga membantu menurunkan berat badan.

Namun, untuk sebagian lainnya, traveling bisa membawa efek berbeda. Sebuah perjalanan akan membuat rutinitas hidup kita berubah. Ritme tubuhmu ikut berubah.

Poppers menjelaskan, tubuh pun akan mengalami stres, baik dalam arti positif atau negatif.

Perubahan rutinitas harian akan direspons oleh tubuh secara spontan. Hal ini dipicu oleh hormon katekolamin yang bisa membantu kira memobilisasi suatu aksi.

Tubuh kemudian merespons dengan mematikan nafsu makan secara sementara dan memperlambat pencernaan untuk mengirimkan darah ke bagian-bagian tubuh untuk memberi respons perlawanan. Umumnya ke jantung, paru-paru dan otot.

Baca juga: Jual Rumah dan Berhenti Kerja, demi Bisa Traveling Bareng Kucing...

Orang-orang yang memiliki dasar kecemasan dan masalah pencernaan adalah yang mudah terdampak. Saat traveling, mereka akan cenderung merasakan sulit makan, gangguan tidur, jet lag, dan dehidrasi.

Namun, ini bisa menjadi masalah yang dialami siapa saja.

"Ada hubungan yang erat antara otak dan usus. Itulah kenapa ketika seseorang stres, mereka cenderung mengalami kecemasan yang mengakibatkan perubahan nafsu makan," kata Poppers.

Lalu, bagaimana menghindarinya?

Jika kamu khawatir kehilangan nafsu makan selama liburan, Poppers menyarankan untuk menjaga rutinitas harian sebisa mungkin selama masa liburan. Hal itu akan membantu kita lebih rileks.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan yoga atau meditasi. Namun, jika keduanya bukan bagian dari rutinitasmu, pilihlah opsi lainnya. Misalnya, mendengarkan lagu favorit atau menonton program televisi kesukaan.

Jika menemui masalah makanan yang biasa kamu temui ketika bepergian, Poppers merekomendasikan untuk mencatatnya pada semacam buku harian makanan. Hindari jenis makanan pemicu umum, seperti kafein, alkohol dan sayuran yang mengandung gas.

Kamu juga bisa mencoba menghindari makanan eksotis dan pilihlah makanan favorit yang mudah didapatkan.

"Kita lebih mengetahui tubuh kita ketimbang orang lain. Itulah yang menjadi senjata utama untuk menghadapi gejala-gejala itu," ujar Poppers.

Pada intinya, selama kita mendengarkan tubuh kita, kita bisa menikmati sajian kuliner yang menggugah selera sepanjang perjalanan liburan kita.

Selamat berlibur!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com