Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Desain, Pasar Global Juga "Cari" Kisah di Balik Kain Tenun

Kompas.com - 10/07/2018, 17:05 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Didiet Maulana sebagai desainer sudah dikenal luas, tak hanya di dalam negeri namun juga di fesyen dunia.

Ia melambung lewat label Ikat Indonesia dengan jenis kain tenun tradisional yang dibawanya.

Menurut dia, pasar tenun di kancah internasional amat menjanjikan. Ia mengaku sudah memasarkan produknya hingga ke berbagai belahan dunia.

"Klien kami sudah sampai Eropa, Amerika, Jepang, India, China."

"Sebenarnya terbantu sekali dengan kehadiran kami di media sosial karena banyak sekali pemesanan dari media sosial, terutama untuk ke luar negeri."

Demikian penjelasan Didiet saat ditemui di Menara BCA, Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).

Baca juga: Didiet Maulana Sulap 45.000 Meter Kain Tenun Jadi Seragam BCA

Menurut dia, aspek yang dicari konsumen dari mancanegara tak sekadar desain, namun juga cerita di balik motif-motif pada tenun tersebut.

Selain melalui produknya, Didiet pun turut bercerita kepada konsumennya soal makna dari setiap tenun, ketika berkunjung ke banyak tempat.

"Bagaimana cara pembuatannya, makna di balik pattern, hal ini yang membuat dunia internasional tertarik."

"Jadi tidak cuma produk akhirnya saja tapi pembuatannya menurut mereka sangat menarik," ujar dia.

Tenun, menurut dia, sangat menjanjikan. Terlebih ada sekitar 29 provinsi di Indonesia yang memiliki tenun daerah.

Baca juga: Demam Tenun Tak Hanya Rambah Pasar Lifestyle, tapi Juga Korporasi

Ia berharap aksi yang dilakukan oleh para desainer juga sejalan dengan pemerintah untuk menjaga agar permintaan tenun selalu ada.

"Harus selaras antara kami praktisi, lalu pemerintah membuka jalur dan hubungan Indonesia dengan negara lain."

"Mudah-mudahan ini menjadi satu komoditas yang bisa mendatangkan devisa bagi Indonesia." kata Didiet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com