Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2018, 11:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Salah satu gangguan tidur yang kerap dialami banyak orang adalah berkeringat saat tidur. Seringkali penyebabnya bukan udara panas, karena walau sudah menyalakan AC, tetap saja tubuh basah oleh keringat.

Tubuh menggunakan keringat untuk mengurangi suhu inti, tepat ketika terjadi lonjakan di atas ambang batas yang disebut zona thermoneutral.

Banyak hal yang dapat mendorong suhu tubuh ke zona ini, mulai dari penggunaan selimut tebal hingga proses peradangan di dalam tubuh karena adanya infeksi atau penyakit.

Beberapa kondisi dapat memengaruhi sistem saraf simpatis, kelenjar keringat, atau faktor lain yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhunya. 

Ada juga kemungkinan orang yang berolahraga dapat dikondisikan berkeringat pada suhu lebih rendah dari yang diperkirakan.

Penyebab khusus

Dalam tinjauan pustaka yang diterbitkan dalam Journal of American Board of Family Medicine, disebutkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan berkeringat di malam hari, termasuk serangan panik (panic attack), masalah tidur, demam, mati rasa di tangan dan kaki, cemas dan stres, hingga gangguan napas.

Berkeringat di malam hari juga bisa menjadi efek samping obat-obatan, termasuk Selective Serotonin Reuptake Inhibitor atau Serotonin Reuptake Inhibitor Spesifik (SSRI), yang umumnya diresepkan untuk pasien depresi.

“Meskipun penyebabnya belum terbukti atau tidak terbukti dengan pasti, nampaknya SSRI adalah penyebabnya,” kata Mold.

Baca juga: 6 Hal yang Bisa Bikin Susah Tidur

Dalam beberapa kasus, berkeringat ketika malam hari dapat mengindikasikan masalah serius. 

Ulasan studi Mold menunjukkan, kondisi itu dapat menjadi gejala penyakit autoimun, masalah jantung, atau sleep apnea, yang dapat menyebabkan napas berhenti sejenak saat tidur.

Mold menyarankan, meskipun kasus tersebut langka terjadi, jika terbangun saat malam hari dan mendapati berkeringat hingga basah kuyup, tak ada salahnya untuk konsultasi dengan dokter.

Selain itu, dia juga mengimbau untuk memeriksa suhu tubuh dua kali sehari selama sepekan untuk mendeteksi demam, dan mencatat gejala lain untuk disampaikan ke dokter.

Strategi terbaik untuk mengurangi keringat di malam hari adalah untuk mengatasi kondisi apa pun yang menyebabkannya. 

Dalam kasus keringat malam yang diinduksi SSRI, beberapa orang melihat perbaikan dengan menambahkan obat yang disebut alpha-adrenergic blockers.

Terakhir, kamu juga harus menghindari penggunaan selimut tebal, dan makan makanan pedas sebelum tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com