Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2018, 14:02 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas alias sangat gemuk menjadi salah satu dari 10 faktor utama yang berkontribusi pada beban penyakit di 2016.

Padahal, masyarakat modern saat ini hidup dalam lingkungan yang termasuk Obesogenic Environment (lingkungan penyebab obesitas).

"Ada istilah Obesogenic Environment, sebuah lingkungan dimana tanpa kita melakukan apapun lingkungn tersebut sudah membuat kita tidak sehat atau menumpuk lemak lebih banyak," kata Head of Health Committee Nutrifood, Mochamad Aldis Ruslialdi, SKM, CNWC.

Hal itu disampaikan Aldis pada acara media gathering Nutrifood di Bavarian House, Bogor, Rabu (11/7/2018).

Generasi millenial termasuk generasi yang terpapar Obesogenic Enviroment. Apalagi, millenial adalah generasi pertama yang sejak kecil sudah rentan terpapar obesitas.

Aldis menambahkan, ada beberapa kondisi yang berkontribusi pada obesitas ini.

1. Kurangnya aktivitas fisik

Minimnya aktivitas fisik masyarakat kekinian menyumbang risiko obesitas.

Sekilas kita mungkin melihat peningkatan tren olahraga di kota-kota besar. Namun, tak semua yang pergi ke gym atau berolahraga memang melakukannya dengan serius. Banyak juga yang mendaftar ke klub kebugaran karena tuntutan gaya hidup.

"Ada yang merasa ngetren karena olahraga. Ada pula yang melakukan olahraga agar bisa menikmati makanan sebebas-bebasnya sebagai reward setelah berolahraga," ujarnya.

Baca juga: INFOGRAFIK Kesehatan: Mitos dan Fakta Makanan yang Bikin Anak Obesitas

Aldis menyinggung salah satu penelitian dari Korea yang menemukan bahwa orang cenderung menyepelekan apa yang dia makan, namun menaksir terlalu tinggi (overestimate) apa yang dilakukan.

Misalnya, ketika sekelompok ibu-ibu melakukan jogging selama setengah jam. Seringkali jogging yang dilakukan hanya seperempat jam, sedangkan sisanya digunakan untuk ngobrol. Setelah berolahraga mereka pergi makan bakso bersama.

"Hal seperti ini sering kita saksikan," tuturnya.

2. Beli makanan di luar

Aldis menyebutkan, hampir setengah dari masyarakat Indonesia terbiasa mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol lebih dari sekali setiap harinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com