Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Mereka yang Memilih Menekuni "Hand Lettering"

Kompas.com - 13/07/2018, 10:08 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hand lettering atau menulis indah tengah menjadi tren. Di dunia maya, khususnya media sosial Instagram, berbagai karya apik dibagikan para seniman pembuatnya.

Bahkan, mereka juga meraup rupiah dari karya-karyanya. Salah satunya adalah Abdullah Somad alias Alib (35), salah satu seniman hand lettering yang bermukim di Solo, Jawa Tengah.

Alib mengaku telah menekuni dunia menulis indah sejak 2012 hingga saat ini.

Dua tahun kemudian, pada 2014, ia mulai memperluas dan memperkuat jejaring bersama dengan para seniman yang juga menekuni hand lettering.

Baca juga: Kartu Lebaran Zaman Now, Hand Lettering hingga Bergambar TChalla dan Thor

Kala itu, ada komunitas bernama Belajar Menulis Indonesia (Belmen Id) yang berpusat di Jakarta.

"Pas meet up, ternyata ada orang (asal) Solo juga selain saya, yang ikut meet up di Jakarta. Ada 6 orang Solo," kata Alib kepada Kompas.com, Kamis (12/7/2018).

Keenam orang itu membentuk komunitas hand lettering di Solo, yang kemudian diberi nama "Surakarya".

Pilih "hand lettering"

Lebih jauh, Alib mengisahkan alasan dia memilih menekuni hand lettering. Dalam seni menulis indah, selain hand lettering, dikenal pula kaligrafi.

Menurut Alib, hand lettering lebih mudah dikuasai daripada kaligrafi.

"Hand lettering lebih fleksibel untuk diaplikasikan ke brief atau bisa kita gabungkan ke hal lain. Kemudian dia bisa diadaptasi ke berbagai macam media, tanpa kehilangan sentuhan manual," ujar bapak 3 anak ini.

Baca juga: Seni Hiasan ?Hand Lettering? dari Barang Bekas

Baginya, hand lettering menjadi istimewa karena ada unsur manual, tak mengandalkan teknologi digital.

Di Instagram, karya-karya Alib dikagumi. Ia kerap membagikan hasil karyanya melalui akun @alib.isa dan kini memiliki pengikut lebih dari 44 ribu.

Pesanan pun terus berdatangan, tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga datang dari luar negeri seperti pengerjaan ilustrasi untuk kaos, nama pada kapal, dan poster.

Untuk tarif per desain, Alib mematok harga sekitar 300 dollar AS. Logo yang dikomersilkan ini biasanya berbentuk digital.

"Saya kebanyakan logo sama produk yang nantinya akan dijadikan kaos. Karena memang portofolionya dari dua hal itu," ujar Alib.

Dalam pengerjaannya, Alib menggunakan pensil, spidol, dan kertas, serta aplikasi Procreate untuk hal tertentu.

Baca juga: Seniman Ini Menghidupkan Lagi Sneaker Usang

Alib juga mendirikan Studio Kacamata bersama rekannya, Nunu. Nama 'Kacamata' ini diambil dari fungsi alamiah kacamata yang berfungsi membantu orang bisa melihat lebih jelas.

"Desain grafis, menurut saya, jadi tetap estetik dan pesannya tersampaikan," ujar Alib.

Studio ini menjadi markas dalam pengerjaan membuat desain kaos dan logo. Tak hanya itu, Studio Kacamata juga menjual merchandise kaos seharga Rp 100.000.

"Kadang memang ada yang order, terus kabur. Tapi gak banyak, kita enjoy. Dukanya karena tantangan hidup," ujar Alib.

Alib mengatakan, penghasilan yang didapatkan dari hand lettering cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari, menyekolahkan tiga anaknya, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Kompas TV Seni Hiasan “Hand Lettering” dari Barang Bekas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com