"Makanya beberapa orang vegetarian mengalami deficiency protein," tuturnya.
Selain itu, tantangan menjadi vegetarian di Indonesia, menurut Aldis, tergolong besar.
Misalnya, karena banyaknya makanan vegetarian yang diolah dengan cara digoreng. Hal itu sebetulnya tidak baik karena makanan akan mengandung banyak lemak.
Selain digoreng, tak sedikit pula makanan vegetarian yang mengandung banyak garam.
Padahal, batas konsumsi garam yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI per harinya hanya sekitar lima gram atau satu sendok teh.
"Jadi meskipun based on sayuran, sayangnya malah bikin hipertensi," kata Aldis.
Baca juga: Kurangi Risiko Depresi, Lakukan Ini Saat Diet Vegetarian
Jika kita masuk ke dalam kelompok yang biasa menerapkan pola makan normal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengubahnya menjadi pola vegetarian.
Pertama, Aldis menganjurkan untuk melihat terlebih dahulu kemampuan diri kita. Sebab, tak sedikit orang yang sudah terbiasa makan daging dan berada di lingkungan yang biasa mengonsumsi daging.
Menjadi vegetarian akan menjadi hal berat bagi mereka.
"Kita tahu risiko dan urgensi diri sendiri. Balik lagi, sanggup atau enggak. Diri kita sendiri yang tahu," ujar dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.