JAKARTA, KOMPAS.com - Sulit sekali rasanya mencari makanan dengan cita rasa khas masakan ibu.
Seringnya justru mendapati restoran dengan rasa beragam, atau malah -jika sedang tren satu jenis makanan, rasanya menjadi benar-benar sama satu sama lain.
Padahal, bisa dibilang, masakan ibu adalah terbaik dan tiada tandingan.
Satu yang unik, cita rasa masakan ibu tak jauh-jauh berbeda satu sama lain, seakan sudah ada resep khusus.
“Cita rasa masakan ibu itu unik, dan selalu ngangenin,” ujar salah seorang founder restoran MAM, Jessica Halim, Senayan City, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Berangkat dari kepercayaan dan pendirian itu, Jessica beserta empat kawannya—Dian Sastrowardoyo, Reina Wardhana, Tana Suwardhono, dan Putri Hardiman—mulai membenahi MAM.
Genap di usia setahun, MAM yang dulu dikenal restoran sehat, kini menambahkan konsep baru, satu di antaranya dengan fokus pada menu burger dan rice bowl.
Keduanya disebut comfort food yang selalu menjadi bagian hidup sehari hari.
Menariknya, masakan-masakan MAM menegaskan diri bercita rasa buatan ibu. Ini juga tak lepas dari pengejawantahan esensi brand DNA MAM terbaru—Heart Work.
“Menu yang kami sajikan semua dibuat dari hati sebagaimana ibu menyiapkan masakan untuk keluarganya."
"Menu-menu ini terinspirasi dari menu yang selalu kami sajikan untuk anak-anak, suami, dan anggota keluarga yang kami sayangi.”
“Penggunaan bahan-bahan masakan juga kami pastikan yang terbaik, segar dan alami seperti yang kami selalu berikan kepada keluarga kami,” ungkap Putri.
Pedas dan daging lembut
Dengan fokus mengembangkan dua menu, rice bowl dan burger, MAM menawarkan banyak variasi keduanya.
Untuk rice bowl ada delapan, sementara burger ada sembilan variasi.