Temuan menunjukkan bahwa karyawan bisa bekerja sama lebih efektif saat sistem penggajian yang mereka terima bersifat transparan.
Pada dasarnya, informasi gaji memberikan petunjuk pada pekerja tentang tingkat keterampilan rekan-rekannya, membuat mereka tahu bagaimana jenjang karir untuk mencapai gaji tertentu, dan membuat lingkungan kerja terasa lebih adil, sesuai pekerjaan dan kemampuan masing-masing.
Keterbukaan ini juga membuat karyawan lebih mudah mengetahui kepada siapa mereka bisa mengajukan pertanyaan tentang hal yang belum dipahami dalam pekerjaan.
4. Perluas koneksi
Riset dari TINYpulse dan Microsoft Workplace Analytics menunjukkan pekerja yang memiliki koneksi terbesar di antara rekan kerjanya juga memiliki pengaruh paling besar.
Semakin banyak seseorang menjalin kerja sama, semakin tinggi reputasi mereka.
Mereka yang memiliki kinerja tinggi menghabiskan waktu empat jam lebih banyak daripada orang lain per minggu untuk bekerjasama dengan orang lain.
Baca juga: Normalkah Hilang Motivasi Kerja Setelah Liburan Panjang?
5. Cukup tidur
Berdasarkan riset, kurang tidur dapat menyebabkan sinapsis otak 'dimakan' oleh sel-sel otak lainnya.
Dengan kata lain, sel-sel tertentu yang seharusnya membersihkan sel-sel yang rusak akan bekerja tidak maksimal ketika kurang tidur.
Ini yang akhirnya merusak sel-sel otak dan menyebabkan gangguan saraf yang mengurangi produktivitas kerja.
6. Pergi berlibur
Banyak pekerja yang melewatkan hari libur karena beban kerja yang tinggi. Padahal itu justru bisa mengurangi produktivitas kerja.
Karyawan yang tidak mengambil cuti 79 hingga 84 persen kecil kemungkinannya untuk menerima kenaikan gaji atau bonus.
Bahkan, mereka juga memiliki kesempatan yang kecil untuk mendapatkan promosi, dan memiliki semangat kerja yang rendah karena kelelahan dan bosan.