Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Kenali, 6 Suplemen yang Layak Dikonsumsi Harian

Kompas.com - 19/07/2018, 13:30 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengonsumsi suplemen makanan menjadi topik perdebatan yang tak pernah habis dalam dunia kesehatan.

Beberapa ahli diet berpendapat, diet seimbang tak memerlukan berbagai macam suplemen, karena semua vitamin dan mineral bisa diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.

Namun pada sisi lain, beberapa ahli juga mengakui sulitnya mendapatkan semua nutrisi dari konsumsi makanan harian.

Pada bagian ini, suplemen dipercaya menjadi alternatif mudah untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun benarkah demikian?

Sebuah riset baru mengungkap suplemen omega 3 yang ternyata tak berfungsi untuk mencegah serangan jantung.

Atau, suplemen vitamin C yang ternyata memiliki banyak dampak negatif, dibandingkan manfaat positif bagi tubuh.

Baca juga: Suplemen: Kepercayaan atau Kebutuhan?

Kendati demikian, tentu saja tidak semua suplemen kesehatan memiliki dampak negatif.

Dengan demikian, kontrol besar berada di tangan kita sebagai konsumen.

Kita harus berhati-hati memilih suplemen yang bakal dipilih menjadi konsumsi harian.

Laman the Independent menjelaskan sejumlah suplemen yang dapat digunakan sebagai konsumsi harian.

1. Vitamin D

Para ahli mengklaim vitamin D sebagai suplemen penting bagi tubuh. Biasanya, vitamin D secara alami didapat melalui paparan sinar matahari.

Kandungan vitamin ini sangat sulit didapatkan dari makanan yang kita konsumsi.

Menurut seorang konsultan diet, Helen Bond, orang dewasa dan anak-anak yang berusia di atas satu tahun direkomendasikan mengonsumsi suplemen harian yang mengandung 10 mikogram vitamin D.

Bahkan, ibu hamil dan menyusui juga disarankan untuk mengonsumsinya, terutama saat musim hujan di mana matahari jarang sekali muncul.

"Mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap dan orang yang berusia di atas 65 tahun disarankan untuk mengonsumsi suplemen ini setiap harinya," papar Helen Bond.

Menurut dia, memiliki warna kulit lebih gelap dan memasuki usia 65 tahun sangat berisiko untuk mengalami kekurangan vitamin D.

Baca juga: Yuk, Pahami 3 Manfaat Kesehatan dari Vitamin D

2. Zat besi

Menurut Bond, nutrisi ini sangat penting bagi wanita yang mengalami menstruasi berat atau para vegetarian.

Berdasarkan survei The National diet and Nutrition, 27 persen wanita memiliki asupan zat besi yang rendah.

Bahkan, jumlah anak perempuan berusia antara 11-18 tahun yang mengalami kekurangan zat besi mencapai 54 persen.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, kelelahan, sesak nafas, dan kulit pucat, serta menyerang sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Baca juga: Suplemen: Kepercayaan atau Kebutuhan?

3. Vitamin B12

B12 banyak ditemui dalam produk hewani seperti daging merah. Jadi, para vegan sangat rentan mengalami kekurangan nutrisi ini.

"Vitamin B12 penting untuk sistem saraf dan kekebalan tubuh, serta pembentukan sel darah merah," kata Bond.

Baca juga: Perokok Butuh Vitamin C Lebih Tinggi

4. Kalsium

Kalsium banyak kita jumpai dalam susu dan sayuran hijau. Bagi mereka yang memiliki masalah kepadatan mienral tulang, sangat penting untuk mengonsumsinya.

Ahli gizi Priya Tew mengatakan kalsium bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang.

Kadar kalsium yang rendah dalam darah, atau yang dikenal dengan sebutan hypocalcemia, dapat mengakibatkan gejala seperti penyusutan otot, kram, bahkan kejang.

Gejala tersebut juga bisa diakibatkan karena kekurangan vitamin D.

Baca juga: Makanan Bukan Susu yang Mengandung Kalsium

5. Folid acid

Pakar nutrisi dari Harley Street, Inggris, mengatakan ibu hamil sangat membutuhkan nutrisi ini.

"Semua wanita yang merencanakan kehamilan harus mengonsumsi asam folat," paparnya.

Asam folat juga diperlukan bagi wnaita hamil hingga usia kandungan 12 minggu.

Asam folat dapat mecegah gangguan saraf seperti spina bifida atau cacat lahir ketika sumsum tulang belakang bayi gagal berkembang.

Baca juga: Mengapa Ibu Hamil dan Menyusui Harus Lebih Banyak Minum?

6. Vitamin A dan C

Banyak ahli gizi menyarankan kita untuk memperoleh vitamin A dan C dari makanan yang kita konsumsi.

Ini mengingat vitamin A bisa kita temui pada makanan seperti wortel, dan ubi jalar.

Sementara itu, Vitamin C bisa kita temui pada makanan seperti kiwi dan paprika merah.

Namun, anak-anak memiliki aturan khusus dalam konsumsi vitamin A dan C ini.

"Anak-anak sejak berusia 5-6 tahun yang mengonsumsi susu formula kurang dari 500 mililiter agar mengonsumsi vitamin A dan C setiap hari," papar Bond.

Bagi para orangtua yang memiliki anak sulit makan, bisa mencoba berbagai variasi menu yang mengandung vitamin ini.

"Vitamin ini membantu mencegah defisiensi vitamin dan menjaga pertumbuhan dan kesehatan normal pada anak," tambah Bond.

Baca juga: Beda Manfaat Vitamin C dan A untuk Kecantikan Kulit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com