Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2018, 17:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Banyak yang bilang kalau mereka merasa nostalgia dengan wayang suket, seperti mainan masa kanak-kanak dulu," tambah dia.

Semangat Gaga untuk melestarikan wayang suket semakin memuncak ketika melihat minimnya generasi muda yang tak lagi mengenal wayang suket.

Baca juga: Menarik, Kombinasi Keroncong dan Wayang Jadi Congwayndut

"Waktu itu ada anak kecil nanya 'Mas, itu apa?'. Nah, sejak itu saya prihatin kok, generasi sekarang nggak ngerti wayang suket," ucap pria berambut gondrong tersebut.

Dari situlah, Gaga memutuskan untuk membawa wayang suket beserta cerita rakyat Indonesia lewat kelompok 'Wayang Suket Indonesia'.

'Wayang suket Indonesia' memiliki empat kegiatan utama, yaitu pertunjukan, workshop, pameran, dan aktivitas sosial.

"Kami melakukan kegiatan itu semua free tidak memungut biaya apapun. Kami hanya ingin melestarikan budaya. Takutnya, kalau sudah diakui negara sebelah baru gonjang-ganjing," tambah dia.

Untuk memainkannya, kita tak perlu memiliki kemampuan antawacana atau teknik khusus yang ada pada pertunjukan wayang umumnya.

Memang ada beberapa seniman yang menerapkan kisah wayang kulit pada pertunjukan wayang suket.

Namun, pemuda yang kini menetap di Solo ini mengatakan, wayang suket tidak memiliki pakem khusus sejak awal mula hadir.

"Wayang suket itu 'kan awalnya dari orangtua yang membuatkan mainan untuk anak-anaknya dan menganggkat cerita lokal."

"Tapi, sekarang cerita rakyat lokal juga sudah dilupakan," papar Gaga.

Baca juga: Melatih Anak Mendalang, Memperpanjang Napas Seni Wayang (1)

Dengan pertunjukan wayang suket ini, kata Gaga, permisa diajak untuk bernostalgia dengan masa lalu.

Menurut dia, inilah yang menjadi keistimewaan wayang suket daripada jenis wayang lainnya.

Perkembangan teknologi telah membuat banyak orang sibuk dengan dunia sendiri. Dengan adanya wayang suket, Gaga juga berharap bisa menyatukan banyak orang.

"Kita juga ingin anak kecil nggak cuma main gadget. Mereka juga harus tahu kebudayaan Indonesia," tambahnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com