Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2018, 08:00 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Secara alamiah, manusia adalah makhluk sosial. Itu sebabnya, memiliki sahabat sejati menjadi keharusan dalam hidup kita. Tidak hanya sebagai tempat berbagi cerita saat suka dan duka, sahabat juga bisa berdampak baik terhadap kesehatan.

Bahkan, para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa persahabatan yang kental saat remaja dapat membantu menjaga kesehatan mental yang baik saat dewasa kelak.

Tidak bisa dipungkiri, menjalin relasi yang sehat membawa banyak manfaat baik dalam hidup kita. Hal ini kemudian memicu para ilmuwan untuk mulai meneliti efek dari persahabatan yang erat terhadap kesehatan mental seseorang.

Rachel K. Narr, Ph.D., salah seorang peneliti dan beberapa rekannya dari Fakultas Psikologi University of Virginia di Amerika Serikat, melakukan pengamatan jangka panjang terhadap persahabatan yang telah dibina sejak remaja.

Studi yang dimuat dalam Journal Child Development ini memang menyatakan bahwa remaja yang memiliki persahabatan akrab cenderung lebih jarang terserang stres.

Menariknya, para remaja umumnya lebih bahagia, merasa dihargai, serta dapat meningkatkan kemampuan di bidang akademisnya.

Baca juga: Mengapa Pria Lebih Jujur dan Suka Curhat ke Sahabat Pria

Berangkat dari sinilah para peneliti ingin mencari tahu apakah berbagai manfaat tersebut bisa bertahan hingga dewasa. Untuk itu, Rachel K. Narr dan rekannya meneliti 170 remaja berusia 15 tahun, dan terus mengikuti perkembangan mereka selama 10 tahun kemudian.

Para peserta penelitian diminta untuk mengisi kuesioner mengenai sosok teman-temannya serta kualitas pertemanan mereka.

Tidak hanya itu, para peneliti juga melakukan wawancara guna mengetahui keadaan emosional para remaja, khususnya mengenai harga diri, kegelisahan, depresi, dan penerimaan diri dalam lingkungan sosialnya.

Hampir semua remaja berpendapat bahwa pertemanan yang berkualitas berarti masing-masing orang saling menghargai, percaya, dan mendukung.

Karena itulah lebih mudah bagi para remaja untuk berbagi hal yang sedang dirasakan, yang mungkin sulit untuk mereka bagian kepada orang lain pada umumnya.

Baca juga: Mengapa Pria Butuh Sahabat Dekat

Ilustrasi persahabatanDigital Vision. Ilustrasi persahabatan
Ternyata, penelitian tersebut menemukan bahwa para remaja yang telah membina pertemanan yang erat di sekitar usia 15 tahun, cenderung tidak memiliki gangguan kecemasan sosial (social anxiety), harga diri yang lebih tinggi, dan yang tak kalah penting yakni memiliki risiko depresi yang jauh lebih sedikit di usia 25 tahun.

Hal ini berbanding terbalik dengan remaja lainnya yang tidak terlalu intim dalam berteman, bahkan cenderung tidak memprioritaskan persahabatan.

Rachel Narr menuturkan bahwa kualitas persahabatan yang berlangsung selama masa remaja dapat memprediksi aspek kesehatan mental sekaligus emosional seseorang dalam jangka panjang.

Pasalnya, persahabatan yang berkualitas nyatanya ampuh untuk menjaga kesehatan mental seseorang hingga bertahun-tahun setelahnya.

Baca juga: Situasi yang Bisa Bikin Hubungan Kita dan Sahabat Putus

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com