KOMPAS.com - Menjadi orangtua baru memang butuh adaptasi yang tidak mudah. Selain rasa bahagia, terkadang kecemasan terhadap tanggung jawab baru bisa menimbulkan gejala depresi.
Walau mayoritas dialami para ibu, namun ayah pun tak imun terhadap kondisi depresi pasca kelahiran anak.
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan terhadap lebih dari 9.500 kunjungan orangtua ke klinik dokter anak, ditemukan bahwa 4,4 persen ayah dan 5 persen ibu terkena sindrom depresi atau post-partum depression.
“Fakta soal begitu banyak ayah baru mengalaminya adalah penting, karena depresi dapat memiliki konsekuensi serius jika tidak ditangani,” kata penulis studi utama, Erika Cheng yang juga seorang peneliti pediatrik di Indiana University School of Medicine di Indianapolis.
Dia melanjutkan, ayah yang depresi seringkali kurang berinteraksi dengan anak-anaknya, sehingga bisa berisiko muncul masalah kognitif dan perilaku.
“Gejala depresi tersebut meliputi kesedihan, cepat marah, agitasi, dan kemarahan, butuh bantuan profesional,” ujar Cheng.
Dalam laporan yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics, satu dari empat ibu mengalami depresi di beberapa titik selama fase kehamilan atau ketika anak-anak masih berusia belia.
Baca juga: Di Jepang Ada Kursus Menjadi Ayah dan Suami yang Baik
Para ibu lebih sering terdiagnosis karena lebih banyak terlibat pada pengasuhan anak.
Padahal, depresi orangtua dapat memiliki efek kesehatan fisik dan mental jangka panjang bagi anak-anak.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan, semua orangtua—baik ibu dan ayah—juga turut serta memeriksa kesehatan mental saat kehamilan atau setelah persalinan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.