Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2018, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Perubahan pergaulan bisa menjadi indikasi lainnya, terutama pada remaja wanita.

Gejalanya, anak menolak untuk bermain dengan teman-teman yang biasa main bersama. Ini bisa menjadi tanda bullying dalam kelompok pertemanan.

Kita sering menemukan gadis-gadis yang "jahat" dalam kelompok pertemanan. Terkadang hal ini sulit diidentifikasi oleh anak sebagai bullying.

Orangtua bisa tetap pura-pura tidak tahu, tetapi tetap berhubungan dengan orangtua temannya. Sehingga orangtua akan menyadari ketika anak tersebut menjauh dari kelompoknya.

4. Susah tidur

Jika seorang anak gugup atau cemas tentang apa yang akan terjadi di sekolah keesokan harinya, ia akan cenderung sulit tidur.

Hal ini bisa juga dilihat dari sikap anak yang tampak lelah dan tidak seperti biasanya pada waktu sarapan. Ini bisa menjadi tanda anak memiliki masalah tidur di malam hari.

Kelelahan juga bisa muncul dengan cara lain, misalnya kurang fokus. Ini bisa mengindikasikan banyak hal, sebagai masalah tidur hingga adanya bullying dan stres.

5. Reaksi emosional intensif

Jika anak menunjukkan reaksi emosional intensif saat diajak bicara tentang sekolah atau kegiatan lain yang ia ikuti, ini juga bisa menjadi tanda bahwa anak menyimpan kecemasan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.

Clark-Love mengatakan, pada anak yang lebih muda reaksi tersebut cenderung fokus pada sekolah. Sementara untuk anak usia remaja mereka akan lebih emosional soal malam minggu.

Baca juga: Kesalahan Pola Asuh yang Sering Dilakukan Orangtua Zaman Now

6. Enggan berinteraksi dengan keluarga

Lindgren mengatakan, jika seorang anak tidak secerewet biasanya atau mereka langsung pergi ke kamar setelah pulang sekolah, itu bisa menjadi indikasi ada sesuatu yang tidak benar.

Bereaksi berlebihan terhadap saudaranya jika bisa menjadi tanda bullying. Dalam beberapa kasus, anak yang menjadi korban bullying sering melimpahkan cap "korban" tersebut kepada saudaranya sehingga menjadi bersikap lebih reaktif.

7. Obsesi pada gawai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com