Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Pakai Dasi Bisa Kurangi Produktivitas dan Kreativitas

Kompas.com - 25/07/2018, 15:15 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber nypost.com

Oleh karena itu, ia juga menuntuk agar perusahaan tidak menerapkan aturan tersebut.

Ia berharap semua pemerintah lokal di seluruh negara juga melakukan hal yang sama.

Di New York, banyak lembaga pemerintah, termasuk kantor pengacara distrik dan sistem pengadilan, mewajibkan pakaian kerja formal.

Baca juga: Bahaya Pakai Dasi Terlalu Ketat

Pakaian kerja formal sering diartikan dengan setelan jas dan dasi.

Ahli sejarawan busana pria, Mark-Evan Blackman, mengatakan kebiasaan memakai dasi di lingkungan kerja tak mungkin hilang dalam sekejap.

Pada awal 1900, kata Blackman, pria selalu memakai dasi, misalnya dasi kupu-kupu untuk acara sangat formal, ascot untuk acara semi formal, dan dasi panjang dalam lingkungan bisnis.

Sejak saat itulah pemakain dasi terus bertahan. Namun, miliarder sekelas Mark Zuckerberg dan Steve Jobs berhasil menggeser hierarki dan kebiasaan sosial itu di Amerika.

Richard Kirshenbaum, CEO agensi iklan yang terkenal dengan gaya khas Eropa tanpa dasi, memaparkan jika dasi mengandung makna tertentu.

"Profesi seperti bankir sangat konservatif dan mewajibkan akuntan memakai jas dan dasi," paparnya.

Namun, mereka yang bekerja dalam industri kreatif tak diwajibkan untuk memakainya.

"Memakai saputangan di saku jas menjadi tren pengganti dasi di tahun 2018 ini," tambahnya.

Sayangnya, masih banyak orang yang lebih menyukai dasi. Mereka menganggap memakai dasi adalah upaya agar tampil lebih baik di hadapan para kliennya.

Foley, seorang pekerja bank di New York adalah salah satu pekerja yang masih menganggap dasi sebagai pakaian wajib.

"Meski klien meminta saya untuk memakai pakaian casual, saya tetap memakai dasi," paparnya.

Ia mengakui jika dirinya sering menderita sakit kepala, leher pegal dan linu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com