Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2018, 09:28 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Anak yang menjerit atau berteriak memang menguji kesabaran kita sebagai orangtua.

Apalagi, jika mereka berteriak-teriak atau mengamuk di depan umum. Tentu, semua mata akan mengarah pada kita dengan tatapan seolah menghakimi.

Untuk mengatasianya, banyak orangtua secara reflek menutup mulut anak mereka dengan tangan untuk membuatnya terdiam.

Padahal menurut Dr Wendela Whitcomb Marsh, analis perilaku bersertifikat, menutup mulut anak ketika mereka berteriak justru akan mempersulit pola pengasuhan di kemudian hari.

"Ini mengirimkan pesan sang anak tidak mampu menenangkan diri sendiri dan membutuhkan intervensi orang dewasa," kata Marsh

Selain itu, ini juga menandakan bahwa orang yang lebih besar dan kuat secara fisik boleh memaksakan keinginannya pada orang yang lebih muda dan kecil.

Dan bila ini dianggap pembenaran, maka si kecil kelak akan menganggap pemaksaan atau kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah.

Poin terakhir ini sangat mengerikan. Oleh karena itu, Marsh mendorong orangtua untuk mempertimbangkan konsekuensi dari membungkam mulut anak dengan tangan saat mereka berteriak.

Kebiasaan ini bisa menjadi masalah saat masa prasekolah dan bisa menjadi contoh buruk bagi sang anak, misalnya ia akan melakukan hal yang sama ketika saudaranya yang berusia lebih muda berteriak.

Jadi, membungkam mulut anak dengan tangan saat ia berteriak adalah hal buruk.

Baca juga: Bolehkah Orangtua Merahasiakan Anak dari Penyakit yang Dideritanya?

Halaman:
Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com