Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2018, 20:19 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Dulu banyak orangtua meyakini bahwa agar anak tumbuh tinggi mereka harus rutin berolahraga, terutama renang atau bermain basket. Ternyata hal itu tidak tepat.

Tinggi badan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari faktor keturunan, nutrisi, hingga tidak adanya penyakit infeksi yang diderita anak.

"Olahraga tidak membuat anak bertambah tinggi," kata Dr.Aman Pulungan Sp.A (K), dalam acara diskusi media memperingati Hari Anak Nasional 2018 di Jakarta (26/7).

Aman mengatakan, jika ditanya stimulasi apa yang harus dilakukan agar postur anak lebih tinggi, menurutnya itu hal yang sulit.

"Yang penting anak sehat. Sejak bayi dicek berat badan dan tinggi badannya apakah sesuai dengan kurva genetiknya," katanya.

Supaya anak mencapai potensi tumbuh maksimalnya, menurut dia ada beberapa hal yang harus diketahui orangtua.

"Anak harus tidur cukup, sekitar 9 jam di malam hari. Ini penting karena hormon pertumbuhan dilepaskan saat anak tidur," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia ini.

Selain itu, anak juga harus mendapat cukup sinar matahari agar tidak kekurangan vitamin D, serta anak tidak kegemukan.

Baca juga: Stunting, Anak Pendek karena Kurang Gizi

Menurut Aman, beberapa penelitian berskala global mengaitkan jumlah anak pendek di suatu negara dengan status kesehatan dan kebahagiaan.

Seorang anak akan tumbuh menjadi pendek jika sejak bayi ia mengalami kurang gizi (stunting). Kondisi ini berpengaruh pada kesehatannya jangka panjang.

"Anak yang bahagia juga cenderung akan tumbuh tinggi," kata Aman.

Ia mengatakan, ada rumusan yang bisa dipakai untuk memprediksi tinggi badan seorang anak, berdasarkan tinggi badan orangtuanya.

"Kalau anak lebih pendek dari orangtuanya pasti ada yang salah, apakah karena nutrisinya atau bisa juga ada gangguan hormon. Harus dicek," katanya.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, secara rata-rata anak-anak di Provinsi Bali paling tinggi, sedangkan anak di Papua paling pendek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com