Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2018, 17:39 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Makanan yang kita makan ternyata bisa berdampak cukup besar terhadap perilaku. Tak terkecuali bagi anak.

Terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis ternyata bisa mengakibatkan anak terlalu aktif bergerak.

"Kalau anak terlalu banyak makan manis bisa tidak terkendali, tidak terkontrol, main enggak bisa distop. Ada yang bilang sugar rush," kata ahli gizi medik Dr.Saptawati Bardosono, MSc saat ditemui seusai talkshow bersama Lactogrow di Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Saptawati menjelaskan, sugar rush terjadi karena tingginya kandungan glukosa dari makanan manis yang mereka konsumsi. Glukosa dalam tubuh dengan cepat diubah menjadi energi. Itulah mengapa anak energi yang dimiliki anak menjadi besar dan mereka sulit dikontrol.

Berbeda jika dibandingkan dengan konsumsi susu yang mengandung laktosa. Selain memerlukan waktu lama untuk bisa menghasilkan energi, energi yang dipecah bukanlah glukosa melainkan galaktosa.

"Bukan glukosa atau gula yang cepat menaikkan gula darah. Galaktosa adalah energi buat otak. Jadi kalau otaknya dikasih energi, otaknya tentu happy," kata dia.

Baca juga: 10 Kiat Mengontrol Konsumsi Makanan Manis

Selain itu, gula tidak menghasilkan "makanan" untuk bakteri baik dalam tubuh. Sehingga, ketika jumlah bakteri baik rendah, kesehatan saluran cerna anak pun akan terganggu.

Saptawati menambahkan, makanan manis tak dilarang. Namun, sebaiknya dikonsumsi dalam batas wajar atau memilih makanan yang sudah memiliki rasa manis alami.

Apalagi, dalam piramida gizi seimbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, gula menjadi salah satu kandungan yang berada di segitiga paling atas atau yang disarankan untuk dibatasi.

"Boleh manis, tapi kalau bisa manis dari makanan alami seperti sayuran atau buah. Jangan dari cake, cookies, cokelat, gula-gula. Gulanya akan cepat naik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com