Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2018, 21:21 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Disfungsi ereksi dapat disebabkan banyak hal, seperti stres, cemas, penyalahgunaan zat, penyakit jantung dan lainnya.

Namun, percaya atau tidak, 'menonton' film porno pun bisa menyebabkan kondisi tersebut. 

Pada 2017, Buzzfeed News menerbitkan cerita tentang para terapis yang menangani pria dengan disfungsi ereksi karena aktivitas menonton film porno--sebuah kondisi yang disebut umum terjadi di kalangan muda saat ini. 

Cerita ini menampilkan laporan dari dua pria yang mengaku mengalami disfungsi ereksi karena kecanduan terhadap pornografi.

Cerita itu disertai dengan kutipan seksolog dan terapis yang mendukung pengakuan mereka--mendefinisikan disfungsi ereksi karena pornografi sebagai ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi selama aktivitas seksual karena tingginya paparan pornografi.

Sebagian besar pria yang terpapar pornografi disebut kehilangan ‘rasa’ seks yang nyata.

Baca juga: Pornografi Bisa Membuat Pria Tak Lagi Tertarik Seks

Untuk lebih memastikan, Men’s Health mengumpulkan pendapat dari para peneliti dan pakar soal masalah tersebut.

Hasilnya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan “disfungsi ereksi yang disebabkan oleh pornografi”.

“Ada tiga penelitian laboratorium yang menunjukkan film porno tidak berhubungan dengan fungsi ereksi,” kata Nicole Prause, pendiri Liberos, penelitian seks dan perusahaan bioteknologi di Los Angeles.

“Tidak ada penelitian yang pernah menghubungkan keduanya. Para terapis secara harfiah membuat (sendiri) gagasan bahwa ini terhubung pada pasien mereka,” katanya.

Kendati mungkin tidak ada hubungan langsung antara menonton film porno dan disfungsi ereksi, namun aktivitas saat terpapar pornografi—masturbasi—bisa menjadi penyebab sederet masalah seksual (gangguan ereksi hingga ejakulasi dini),” kata Ian Kerner, psikoterapis berlisensi dan konselor seksual.

Baca juga: Berapa Kali Nonton Porno yang Masih Dianggap Normal?

Lebih khusus lagi, disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh penggunaan gaya masturbasi idiosyncratic, atau masturbasi yang menggunakan jenis tekanan dan gesekan yang tidak mudah ditiru saat berhubungan seks. 

Menurut Jennifer Vencill, terapis seks di Pusat Kesehatan Seksual di University of Minnesota, jika seseorang terbiasa melakukan masturbasi dengan cara tertentu, maka mereka mungkin memerlukan stimulasi lebih kuat saat seks di kehidupan nyata dengan pasangan.

Kondisi ini tentu menyebabkan masalah lain seperti kesulitan mencapai orgasme.

“Ini akan menjadi masalah masturbasi, bukan masalah pornografi, dan agak mudah diselesaikan,” kata Kerner tentang efek masturbasi idiosyncratic pada kehidupan seks pria.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com